+ All documents
Home > Documents > penentuan harga pokok produk per batang kayu meranti ...

penentuan harga pokok produk per batang kayu meranti ...

Date post: 26-Dec-2022
Category:
Upload: khangminh22
View: 21 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
73
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK PER BATANG KAYU MERANTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD BINA BERSAMA TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENGAJUKAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA III PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : MELYSYAPUTRI : A03140043 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2017
Transcript

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK

PER BATANG KAYU MERANTI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES

PADA UD BINA BERSAMA

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

MENGAJUKAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA III

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

MELYSYAPUTRI : A03140043

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI

2017

ii

PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Judul : Penentuan Harga Pokok Produk per Batang kayu Meranti pada UD Bina

Bersama

Nama : Melysyaputri

NIM : A03140043

Banjarmasin, 2017

Pembimbing I Pembimbing II

iii

PENGESAHAN TUGAS AKHI

Dengan di nyatakan laporn tugas akhir yang berjudul :

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK PER KUBIK PADA UD BINA

BERSAMA

Telah di uju dan di nyatakan lulus dengan predikat

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Melysyaputri

NIM : A03140043

Tempat tangga lahir : Banjarmasin, 8 Mei 1996

Agama : Islam

Nama Orangtua (ayah): Darwan

(Ibu): Lismianah

Riwayat Pendidikan : SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin

SMPN 2 Banjarmasin

SMAN 11 Banjarmasin

Politeknik Negeri Banjarmasin

v

MOTTO

“Kesuksesan hanya dapat di raih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha… “

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah saya

lakukan. Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah di ungkapkan

sebagai mana mestiya.

Tugas akhir ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh

siapapun juga, tugas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya

pertanggung jawabkan otentiknya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya

juga menyatakan bahwa objek dan data yang saya ambil dalam penetilian ini

bukan merupakan objek dan data fiktif. Apabila dikemudian hari ternyata

pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari

ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya bersedia di cabut titel akademik serta

hak yang melekat padanya oleh Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila saya

terbukti melanggar pernyataan yang telah saya sampaikan di atas.

Banjarmasin, 2017

(Melysyaputri)

A03140043

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, serta tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW

sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penentuan

Harga Pokok Produk per Batang kayu Meranti dengan Menggunakan Metode

Harga Pokok Proses pada UD Bina Bersama”.

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan suatu bukti bahwa Penulis telah

menyelesaikan salah satu syarat perkuliahan yang wajib pada awal semester VI

(enam) untuk Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Penyusunan Tugas Akhit ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Kedua Orang tua yang sangat Penulis sayangi. Terimakasih banyak atas doa

yang tak pernah putus dan selalu memberikan semangat dan dukungan secara

materil.

3. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri

Banjarmasin.

4. Ibu Andriani, SE, MM,M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin.

viii

5. Ibu Hj Nurul Mukhlisah, SE, MM selaku wali kelas Akuntansi B yang telah

banyak membimbing penulis dalam proses perkuliahan selama tiga tahun.

6. Ibu Widya Ais Sahla, SE, M.Sc, Ak selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Bapak Rusman Irwansyah SE, MM selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Bapak Yacob beserta keluarga selaku pemilik perusahaan UD bina Bersama

yang telah bersedia memberikan data-data yang di perlukan oleh penulis

dalam menyusun tugas akhir.

9. Semua sahabat seperti Misda, Maulida, Tita dan Zayanti serta teman-teman

kelas VI B atas dukungan yang telah di berikan dalam menyelesaikan tugas

akhir ini dapat di selesaikan.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

bentuk sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini bisa

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 2017

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ……………………….………………..…………………..…i

HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHI ........................................................ iii

HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN .................................................................... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................ vii

HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................... xi

HALAMAN DAFTAR BAGAN.............................................................................. xii

HALAMANDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A.Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B.Permasalahan ................................................................................................ 3

C.Batasan Masalah ........................................................................................... 3

D.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

E.Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5

A.Landasan Teori ............................................................................................. 5

1.Pengertian, Tujuan dan Siklus Akuntansi Biaya ..................................... 5

2.Pengertian dan penggolongan biaya ......................................................... 7

3.Pengertian Harga Pokok Produk ............................................................ 10

4.Metode Penentuan harga pokok produk ................................................. 10

5.Pengendalian Biaya Pada Harga Pokok Produksi .................................. 15

6.Depresiasi Aktiva tetap Berwujud .......................................................... 16

7.Laporan Laba Rugi ................................................................................. 20

B.Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 23

A.Identifikasi dan Pemberian Definisi Oprasional Variabel ......................... 23

x

B.Jenis Penelitian ........................................................................................... 24

C.Jenis Dan Sumber data ............................................................................... 24

D.Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 26

E.Teknik analisis data .................................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 28

A.Hasil Penelitian ........................................................................................... 28

1.Sejarah Perusahaan ................................................................................. 28

2.Struktur Organisasi ................................................................................. 29

3.Bahan – bahan dan peralatan yang digunakan........................................ 35

4.Proses produksi ....................................................................................... 36

5.Pemasaran hasil produksi ....................................................................... 37

6.Penggolongan biaya menurut perusahaan .............................................. 39

7.Penentuan harga pokok menurut perusahaan. ........................................ 41

B.Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 44

1.Penggolongan biaya ................................................................................ 44

2.Penentuan Biaya produksi ...................................................................... 45

3.Perhitungan biaya produksi yang di sarankan penulis............................ 49

4.Perhitungan harga pokok produksi per satuan ........................................ 50

5.Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan dalam proses ...... 51

6.Laporan biaya produksi bulan Januari 2017 ........................................... 51

7.Jurnal pencatatan biaya produksi ............................................................ 52

8.Perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan

dan menurut penulis. ................................................................................. 53

9.Perbandingan laporan laba rugi .............................................................. 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 57

A.Simpulan ..................................................................................................... 57

B.Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Harga Pokok Produksi Per Satuan ................................................................. 12

Tabel 2 Perhitugan Harga Pokok Produk jadi dan produk dalam proses .................... 12

Tabel 3 Laporan Biaya Produksi ................................................................................. 13

Tabel 4 Penelitan Terdahulu ....................................................................................... 20

Tabel 5 Daftar Pendapatan Penjualan UD Bina Bersama ........................................... 39

Tabel 6 Aktiva Tetap UD Bina Bersama .................................................................... 43

Tabel 7 Klasifikasi Biaya yang di sarankan penulis ................................................... 44

Tabel 8 Daftar Aktiva tetap Perusahaan UD Bina Bersama ...................................... 47

Tabel 9 Perhitungan biaya produksi yang di sarankan penulis ................................... 50

Tabel 10 Perhitungan harga pokok produksi yang di sarankan penulis ...................... 51

Tabel 11 Laporan Harga Pokok Produksi Per satuan.................................................. 51

Tabel 12 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut perusahaan

dan menurut penulis ................................................................................................... 53

Tabel 13 Laporan Laba Rugi....................................................................................... 55

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Struktur Organisasi UD Bina Bersama ......................................................... 32

Bagan 2 Tahap-tahap produksi UD Bina Bersama .................................................... 57

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin penelitian UD Bina Bersama Banjarmasin

2. Denah Perusahaan

3. Photo Perushaan

4. Surat pengeantar dari kampus

5. Surat Izin Gangguan (HO)

6. Surat Izin Usaha Perdangangan (SIUP)

7. Surat Tanda Daftar Perusahaan

8. Surat Keterangan Tempat Usaha

9. Lembar Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing I

10. Lembar Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing II

11. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir

12. Lembar Saran Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir

xiv

ABSTRAK

Melysyaputri / A03140043 / 2017/ PENENTUAN HARGA POKOK

PRODUK PER BATANG KAYU MERANTI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE HARGA POKOK PROSES PADA UD BINA

BERSAMA/AKUNTANSI BIAYA / HARGA POKOK PROSES / UD BINA

BERSAMA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penentuan

harga pokok produk dan penggolongan biaya produksi pada UD Bina Bersama

yang sesuai dengan konsep akuntansi.

Kerangkan pemikiran (teoritis) penelitian ini adalah penentuan harga

pokok produk menggunakan metode harga pokok proses yang sesuai dengan

karakteristik perusahaan. Penentuan harga pokok produk pada UD Bina Bersama

masih belum sesuai dengan konsep akuntansi biaya, karena perusahaan masih

belum memasukkan biaya penyusutan aktiva tetap yang termasuk unsur biaya

overhead pabrik sebagai pembentuk harga pokok produk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

harga pokok produk antara perusahaan dan penulis dimana harga pokok produk

menurut perusahaan sebesar Rp 13.551/batang dan menurut penulis sebesar Rp

13.618/batang. Hal ini terjadi setelah dilakukannya penggolongan biaya dan

perhitungan biaya-biaya produksi dengan benar.

Kata Kunci : Harga Pokok Produksi, Metode Harga Pokok Proses, Penggolongan

Biaya dan Depresiasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia semakin maju seiring dengan berkembangnya

arus teknologi dan informasi yang secara langsung mempengaruhi kehidupan

manusia. Pengaruh ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan dalam aspek

ekonomi, pendidikan, industri, dan aspek kehidupan lainnya. Oleh sebab itu

Indonesia perlu terus melaksanakan pembangunan terutama dalam bidang

ekonomi. Pada umumnya pembangunan dalam bidang ekonomi di lakukan

oleh tiga golongan bisnis yaitu koperasi, perusahaan negara dan perusahaan

swasta yang terdiri dari perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya

memproduksi bahan baku menjadi produk jadi dan memasarkan hasil

produksinya tersebut. Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi

disebut akuntansi biaya. Dalam hal ini Akuntansi biaya berperan penting

dalam perusahaan manufaktur, terutama dalam penentuan harga pokok

produk. Perhitungan harga pokok produk yang sesuai dengan konsep

akuntansi biaya akan sangat membantu dalam penentuan harga pokok,

penetapan harga jual, pembuat laporan keuangan dan pengambilan keputusan

perusahaan.

Perhitungan harga pokok produk yang tidak sesuai dengan konsep

akuntansi biaya akan mengakibatkan kurang tepatnya dalam menentukan

2

harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba atau

rugi periodik, dan menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan dalam

proses yang disajikan dalam neraca. Mulyadi (2015: 65)

Farida Aniah (2015) melakukan penelitian terhadap perusahaan

Roti Oval Bakery Banjarmasi yang menurutnya perusahaan tersebut tidak

menggolongkan biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya dan

perusahaan tidak menghitung biaya penyusutan aktiva tetap yang mana biaya

ini termasuk ke dalam biaya overhead pabrik yang memiliki peranan sangat

penting bagi untuk menentukan harga jual dan besarnya laba.

UD Bina Bersama merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

dibidang pengolah kayu Meranti berbagai jenis ukuran. Pada perhitungan

biaya produksi yang dilakukan oleh UD Bina Bersama terdapat

ketidaksesuaian dengan konsep akuntansi biaya dimana perusahaan hanya

menggolongkan biaya produksi ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya lain-lain sedangkan penggolongan biaya produksi yang sesuai

dengan konsep akuntansi yaitu terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan

penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Selain itu dalam

perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan masih belum

tepat di karnakan perusahaan tidak menghitung penyusutan aktiva tetap yang

digunakan untuk kegiatan produksi dimana perhitungan penyusutan aktiva

tetap ini termasuk dalam unsur biaya overhead pabrik yang membentuk

harga pokok produk. Ketidaksesuaian dalam menggolongkan biaya tersebut

akan mengakibatkan kurang tepatnya perusahaan dalam menentukan harga

3

jual produk, pembuat laporan keuangan dan pengambilan keputusan

perusahaan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada UD Bina Bersama

maka penulis merasa tertarik mengambil tema harga pokok produk dalam

penyusunan tugas akhir ini dengan judul : “Penentuan Harga Pokok

Produk per Batang Kayu Meranti dengan Menggunakan Metode Harga

Pokok Proses pada UD Bina Bersama “.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, adapun rumusan

masalah dalam penelitian di UD Bina Bersama yaitu :

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produk per batang kayu meranti

yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada UD Bina Bersama ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada penulis membatasi masalah pada

penentuan harga pokok produk untuk satu jenis kayu meranti yaitu untuk

ukuran 4cmx6cmx400cm untuk bulan Januari 2017. Metode yang digunakan

dalam penentuan harga pokok produk adalah metode harga pokok proses.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam

penelitian ini yaitu :

yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada UD Bina Bersama ?

1. Bagaimana penggolongan harga pokok produk per batang kayu meranti

4

1. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan harga pokok produk per

batang kayu meranti yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada

UD Bina Bersama.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk per batang kayu

meranti yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada UD Bina

Bersama.

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberi

masukan sebagain petunjuk dan pertimbangan bagi UD Bina Bersama

mengenai penentuan harga pokok produk dengan menggunakan metode

harga pokok proses.

2. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat menambah wawasan

pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal di kemudian hari

yang kelak dapat di praktikan dalam masyarakat.

3. Bagi Akedemik

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refernsi bagi

mahasiswa akuntansi dan dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang

akuntansi khususnya akuntansi biaya yang berhubungan dengan masalah

harga pokok produksi.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian, Tujuan dan Siklus Akuntansi Biaya

a. Pengertian akuntansi biaya

“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk

atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya”. Mulyadi (2016: 6)

“Akuntansi biaya dapat di definisikan sebagai proses

pengukuran, penganalisisan perhitungan dan pelaporan biaya,

profitabitas dan kinerja operasi. Informasi akuntansi biaya di rancang

untuk kepentingan manajer”. Baldric Siregar et.al (2013:10)

“Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang

merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam

transaksi biaya secara sistimatis, serta menyajikan informasi biaya

dalam bentuk laporan biaya”. Supriyono (1999:12)

b. Tujuan akuntansi biaya

Ada 3 tujuan pokok dalam mempelajari akuntansi biaya

adalah memperoleh informasi yang akan digunakan untuk :

1) Penentuan harga pokok produk

Tujuan memperlajari akuntansi biaya agar dapat memperoleh

informasi biaya untuk penentuan harga pokok produk yang

digunakan untuk menentukan besarnya laba yang diperoleh dan

juga untuk menentukan harga jual.

2) Perencanaan biaya dan pengendalian biaya

6

Akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang mencakup

biaya masa lalu dan biaya yang akan datang. Informasi yang di

hasilkan akuntansi biaya menjadi dasar bagi manajemen untuk

menyusun perencanaan biaya. Pengendalian biaya merupakan

rangkaian kegiatan untuk memonitor dan mengevaluasi kesesuai

realisasi dan anggaran biaya yang terjadi di perusahaan.

Akuntansi biaya menyajikan informasi mengenai anggaran dan

realisasi biaya apakan sudah sesuai atau masih terjai selisih dari

rencana yang telah ditentukan.

3) Pengambilan keputusan khusus

Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan

berbagai tindakan alternatif yang akan dilakukan perusahaan

misalnya :

a) Menerima atau menolak pesanan dari konsumen

b) Mengembangkan produk

c) Memproduksi produk baru

d) Membeli atau membuat sendiri

e) Menjual langung atau memproses lebih lanjut. Wiratna

sujarweni (2015:3-4)

Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan

salah satu informasi yang di perlukan manajemen dalam mengelola

perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaaf untuk :

1) Perencanaan dan pengendalian biaya

2) Penentuan harga pokok produk atau jasa yang di hasilkan

perusahaan dengan tepat dan teliti.

3) Pengambilan keputusan oleh manajemen. Supriyono (1999:14)

Perusahaan yang melakukan aktivitas produksi biasanya

mengembangkan suatu sistem akuntansi biaya untuk mencapai tiga

tujuan utama yaitu :

1) Pengendalian biaya

Perusahaan melakukan pengendalian biaya dengan cara

melakukan evaluasi atas kegiatan manajemen perusahaan.

Manajemen berusahan untuk memaksimumkan out-put yang

dihasilkan perusahaan dengan biaya yang serendah mungkin.

Yang dimaksud dengan biaya dalam hal ini bukan hanya biaya

produksi melainkan semua biaya yang terdapat dalam “value

Chain” perusahaan

2) Penetapan harga pokok produk yang hasilakn perusahaan.

Hal ini merupakan salah satu tujuan utama dalam akuntansi

biaya. Perusahaan harus mengetahui harga pokok dari barang

yang di hasilkan untuk mengetahui nilai persediaan harga pokok

penjualan dan profitabilitas dari perusahaan.

7

3) Penetapan harga pokok untuk keseluruhan rantai perusahaan

yang akan digunakan dalam rangka penentuan dan bauran

produk. Simon & schuster (1998 : 941)

c. Siklus Akuntansi Biaya

Pada dasarnya prosedur-prosedur dalam siklus akuntansi

biaya tidak berbeda dengan apa yang dipelajari dalam akuntansi

keuangan. Akuntansi biaya lebih rinci dalam menyajikan persediaan

yang di kelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut :

1) Persediaan bahan baku adalah akun persediaan untuk bahan

baku yang belum diolah dalam proses produksi.

2) Persediaan barang dalam proses adalah akun persediaan untuk

barang yang pada saat pelaporan masih di dalam proses

produksi.

3) Persediaan barang jadi adalah akun persediaan untuk barang

siap di jual. Firdaus Ahmad Dunia (2009:31)

2. Pengertian dan penggolongan biaya

a. Pengertian Biaya

“Biaya adalah kos barang atau jasa yang telah memberikan

manfaat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan”. Baldric

Siregar et.al (2013:23)

“Biaya (cost) adalah pengeluaran–pengeluaran atau nilai

pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang mempunyai

manfaat untuk masa yang akan datang yaitu melebihi satu periode

akuntansi “. Firdaus Ahmad Dunia (2009:41)

”Biaya atau Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang

dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan

memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk

periode mendatang”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. No : 2 (2014:

72)

8

b. Penggolongan Biaya

Biaya dapat di golongkan ke dalam lima cara, yaitu :

1) Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran dalam cara

penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah

bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan

dengan bahan bakar disebut biaya “biaya bahan bakar”.

Contoh: biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi

personalia, dan bagaian hubungan masyarakata, biaya

pemeriksaan akuntan dan biaya fotocopy.

2) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu

fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi &

umum. Oleh karna itu dalan perusahaan manufaktur, biaya dapat

di kelompokkan menjadi tiga kelompok.

a) Biaya Produksi merupakan biaya- biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk

di jual.

Contoh : biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan

baku; biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang

bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun

yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

Menurut objek pengeluarannya secara garis besar biaya

produksi ini dibagi menjadi tiga : biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

b) Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

Contohnya : Biaya iklan; biaya promosi; biaya angkut dari

gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan

bagian-bagian yang laksanakan kegiatan; biaya contoh

(sample).

c) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Contohnya : biaya gaji karyawan bagian keuangan,

akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat,

biaya pemeriksaan akuntan, biaya photocopy.

Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum

sering pula disebut dengan istilah biaya komersial

(commercial expense).

3) Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu

yang dibiayai

Sesuatu yang di biayai dapat berupa produk atau departemen.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat

digolongkan menjadi dua golongan:

9

a) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi,

yang penyebab satu-satunya adalha karena adanya sesuatu

yang di biayai. Jika sesuatu yang dibiayi tersebut tidak ada,

maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.dengan demikian

biaya langsung akan mudah diindentifikasikan dengan

sesuatu yang dibiayai,

Contohnya : biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

b) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang

terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang di

biaya. Biaya tidak langsung dalam hungungan dengan

produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung

atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

4) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hunbungan

dengan perubahan volume aktivitas.

a) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

b) Biaya semivaribel adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya

semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya

variabel.

c) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat

volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang

konstan pada volume produksi tertentu.

d) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam

kisar volume kegiatan tertentu.

Contoh : gaji direktur produksi

5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

a) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah buaya

yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi

(biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).

Pengerluaran ini pada saar terjadinya di bebankan sebagai

kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang

menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi,

diamortisasi, atau dideplesi.

Contoh : pengeluaran untuk membeli aktiva tetap, untuk

reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-

besaran dan pegeluaran untuk riset dan pengembangan

suatu produk.

b) Penggolongan pendapatan (revenue expenditures), adalahn

biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode

akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat

terjadinya, pengeluaran pendapatan ini di bebankan sebagai

biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yng di peroleh

dari pengeluaran biaya tersebut.

10

Contoh Biaya iklan, biaya tenaga kerja. Mulyadi (2016 : 13-

16)

3. Pengertian Harga Pokok Produk

Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang

terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan

dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Dari definisi diatas

harga pokok produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam

hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Jurnal

Ilmiah ISSN. No : III (2013: 43)

”Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama

tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu

memperoleh penghasilan”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. No : 2 (2014:

72)

Harga pokok produk adalah biaya-biaya yang terlibat langsung

dalam proses produksi dimana harga pokok produk digunakan sebagai

penentu besarnya laba yang diperoleh dan sebagai penentu harga jual

suatu produk. (Wiratna sujarwani, 2015 : 3)

4. Metode Penentuan harga pokok produk

a. Metode Harga pokok Pesanan ( Job Order Method)

Dalam Metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk

pesanan tertentu pesanan tertentu dan harga pokok produksi per

satuan di hitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk

pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalm pesanan yang

bersangkutan.

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan perusahaan yang memproduksi berdasarkan

pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan

pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik usaha

perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Proses pengolahan terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan

yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan

mulai dengan pesanan berikutnya.

11

2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan

oleh pemesanan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat

berbeda dengan pesanan yang lain.

3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk

memenuhi persediaan di gudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan sebagai berikut :

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai

dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu

dihitung harga pokok produksinya secara individual.

2) Biaya produksi harus di golongkan berdasarkan hubungannya

dengan produksi menjadi dua kelompok berikut ini : biaya

produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung

disebut dengan istilah biaya overhead.

4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok

produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya

terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik di perhitungkan ke

dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di

muka.

5) Harga pokok produksi per unit di hitung pada saat pesanan

selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi

yang di keluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit

produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Mulyadi (2016: 35-38)

b. Metode Harga Pokok Proses ( Process Cost Method )

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi

dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan

biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya

produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu dengan

jumlah satuan produk yang di hasilkan dari proses tersebut selama

jangka waktu yang bersangkutan. Mulyadi (2016:63)

“ Tujuan dari metode harga pokok pada akhirnya adalah

menentukan harga pokok atau biaya per unit dengan membagi biaya

pada suatu periode tertentu dengan jumlah unit produk yang di

hasilkan pada periode tersebut”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:86)

Karakteristik metode harga pokok proses, sebagai berikut :

1) Produksi yang dihasilkan merupakan produksi produk standar.

12

2) Produk yang di hasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah

produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk

jangka waktu tertentu. Mulyadi (2016:63)

Tabel 1

Harga Pokok Produksi PerSatuan

Unsur

biaya produksi

Total

biaya

Unit

ekuvalensi

Biaya

produksi

persatuan

Bahan baku Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Bahanpenolong Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Tenaga kerja Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Overhead pabrik Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Total Biaya Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Sumber: Mulyadi (2015: 70)

Setelah biaya produksi per satuan dihitung harga pokok

produk jadi di transfer ke gudang dan harga pokok persediaan

produk dalam proses di hitung dalam tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Produk Dalam Proses

Harga pokok produk jadi : Rp xxx

Harga pokok produk dalam proses :

BBB : Rp xxx

BBP : Rp xxx

BTK : Rp xxx

BOP : Rp xxx

Rp xxx

Jumlah biaya produksi Rp xxx

Catatan :

BBB = Biaya bahan baku

BBP = Biaya bahan penolong

BTK = Biaya tenaga kerja

BOP = Biaya overhead pabrik

Sumber :Mulyadi (2015: 70)

13

Perhitungan tersebut kemudian disajikan dalam laporan

biaya pada tabel 3

Tabel 3

Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 2017

Perusahaan UD Bina Bersama

Data Produksi

Dimasukan dalam proses Rp xxx

Produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp xxx

Produk dalam proses akhir Rp xxx

Jumlah produk yang dihasilkan Rp xxx

Biaya yang di bebankan dalam bulan Januari 2017

Total Per batang

Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx

Biaya bahan penolong Rp xxx Rp xxx

Biaya tenaga kerja Rp xxx Rp xxx

Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx

Jumlah Rp xxx Rp xxx

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang di trasfer ke gudang

Rp xxx

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir

Biaya bahan baku Rp xxx

Biaya bahan penolong Rp xxx

Biaya tenaga kerja Rp xxx

Biaya overhead pabrik Rp xxx

Jumlah harga pokok produk dalam proses Rp xxx

Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam

bulan februari Rp xxx

Sumber: Mulyadi (2016 :71)

Laporan biaya produksi adalah sebuah analisis terhadap

aktivitas suatu departemen atau pusat biaya selama satu periode.

Bentuk laporan biaya produksi ada bermacam-macam. bentuk apa

pun yang digunakan, laporan tersebut harus menyajikan hal-hal

seperti di bawah ini :

1) Biaya total per unit produk yang diterima dari satu atau lebih

departemen lainnya.

2) Biaya total dan perunit bahan baku,tenaga kerja, dan overhead

pabrik yang di tambahkan yang bersangkutan

3) Biaya persediaan produk dalam proses awal dan akhir

4) Biaya yang ditransfer ke depertemen berikutnya atau ke

persediaan barang jadi. Baldric Siregar et.al (2013:87)

14

Jurnal pencatatan biaya produksi

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi,

dicatat dengan jurnal berikut ini :

1) Jurnal mencatat biaya bahan baku

Barang dalam proses- biaya bahan baku xxx

Persediaan bahan baku xxx

2) Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses –biaya bahan penolong xxx

Persediaan bahan penolong xxx

3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang dalam proses –biaya tenaga kerja xxx

Gaji dan upah xxx

4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:

Barang dalam proses biaya overhead pabrik xxx

Berbagai rekening yang di kreditkan xxx

5) Jurnal untu kemcatat harga pokok produk jadi yang ditransfer

ke gudang:

Persediaan produk jadi xxx

Barang dalam proses- Biaya bahan baku xxx

Barang dalam proses- Biaya bahan penolong xxx

Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja xxx

Barang dalam proses- Biaya overhead pabrik xxx

6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan dalan proses

yang belum selesi di olah pada akhir bulan:

Persediaan produk jadi xxx

Barang dalam proses- Biaya bahan baku xxx

Barang dalam proses- Biaya bahan penolong xxx

Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja xxx

Barang dalam proses- Biaya overhead pabrik xxx

Mulyadi (2016 : 71-72)

Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga

pokok pesana yaitu sebagai berikut :

1) Pengumpulan Biaya Produksi

Dalam metode harga pokok pesanan pengumpulan biaya

produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok

proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi

per periode akuntansi.

2) Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi

per satuan dengan cara membagi total biaya yang di keluarkan

untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini

dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode

harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per

satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang

15

dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan

produksi yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan.

Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

3) Penggolongan Biaya produksi

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus di

pisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi

tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada

produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan

biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk

berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode

haga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan

biaya produksi tidak langsung seringkali tidak di perlukan,

terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam

produk. Karena harga pokok per satuan produk di hitung setiap

akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan

kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.

4) Unsur yang digolongakan dalam biaya overhead pabrik

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik

terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak

langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini biaya overhead

pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang

ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya

overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan

baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang

langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya

overhead pabrik dibebankan kepda produk sebesar biaya yang

sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

Mulyadi (2016: 63-65)

5. Pengendalian Biaya Pada Harga Pokok Produksi

a. Full Costing

Full Costing adalah metode penetuan harga pokok

produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang

berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok

produk menurut metode full costing terdiri dari:

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp xxx

Harga Pokok Produk Rp xxx

Dalam Metode full costing, biaya overhead pabrik, baik

yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk

yang berproduksi atas dasar tarif yang di tentukan di muka. Oleh

karna itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga

16

pokok persediaan produk dalam proses dan persedian produk jadi

yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya ( unsur

harga penjualan) apabila produk jadi tersebut telah terjual.

b. Variabel Costing

Variabel Costing adalah metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel

saja ke dalam harga pokok produk. Harga pokok produk menurut

variable costing terdiri dari :

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp xxx

Harga Pokok Produk Rp xxx

Dalam Metode Variable Costing, Biaya overhead pabrik

tetap di perlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur

harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap

dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan

demikian biaya overhead pabrik tetap di dalam metode variabel

costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku

dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode

terjadinya. Mulyadi ( 2016:122)

6. Depresiasi Aktiva tetap Berwujud

a. Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap

yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode

akuntansi. Menurtu PSAK No 17, depresiasi (penyusutan) adalah

alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa

manfaat yang estimasi yang akan dibebabkan kependapatan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat di

susutkan adalah aktiva yang :

1) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

akuntansi

2) Memiliki masa manfaat yang terbatas

3) Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk di gunakan dalam

produksi atau pemasok barang atau jasa, utnuk disewakan atau

tujuan administrasi.

Committee on Terminilogy AICPA (1953) memberikan definisi

sebagai berikut :

Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang

bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau niai dasar lain

dari aktiva tetap berwujud, dukurangi nilai sisa (jika ada), selama

umur kegunaan unit itu yang ditaksri (mungkin beruopa suatu

kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan

rasional. Ini merupakan proses alokasi, bukan penilaian. Beban

depresiasiuntuk suatu tahun adalah sebagian dari jumlah total beban

17

itu yang dengan sistem tersebut dialokasikan ke tahun yang

bersangkutan. Meskipun didalam alokasi itu diperhitungan hal-hal

yang terjadi selama tahun itu, tidaklah dimaksudkan sebagai suatu

alat pengukur terhadap akibat-akibat dari kejadian-kejadian itu.

Zaki baridwan (2014 : 305-306)

b. Sebab –sebab Depresiasi

Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa di

kelompokkan menjadi dua yakni :

1) Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor fisik yang mengurangi aktiva tetap adalah aus

karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (dererioration

and decay) dan kerusakan –kerusakan.

2) Faktor- Faktor fungsional

Faktor – faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap

antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan

produksi sehingga perlu diganti karena adanya perubahan

permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau

karena adanya kemajuan sehingga aktiva tersebut tidak

ekonomis lagi jika dipakai.

Zaki Baridwan (2014 : 306)

c. Faktor-faktor dalam menentukan biaya depresiasi

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah

:

1) Harga Perolehan (cost)

Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang ditimbul dan

biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aktiva dan

menempatkannya agar dapat digunakan

2) Nilai Sisa (Residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang depresiasi adalah jumlah yang

diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain

ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi,

dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual /

menukarnya.

3) Taksiran Umur ( Masa Manfaat)

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva

dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-

kebijakan yang di anut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa

dinyakan dalam satuan waktu, satuan hasi produksi atau satuan

jam bekerja dalam menaksir umur (masa manfaat) aktiva,

harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan

fungsional. Zaki Baridwan (2014:306-307)

d. Metode Perhitungan Depresiasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung

beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode

18

hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi

aktiva tersebut. Metode-metode itu ialah :

1) Metode garis lurus (Straight-line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan

banyak digunakan. Dalam cara ini depresiasi tiap periode

jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesaian).

Rumus : ………………………………………….…………(1)

Keterangan :

HP : Harga Perolehan (cost)

NS : Nilai Sisa (residu)

N : Taksiran umur kegunaan

2) Metode jam jasa (service-hours method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama

mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya

(full time) dibandingkan dengan penggunaan yang tidak

sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi

dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi

periodik besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang

terpakai (digunakan).

Rumus : ………………………………..…………...……...…(2)

Keterangan :

HP : Harga Perolehan (cost)

NS : Nilai Sisa (residu)

N : Taksiran jam jasa

3) Metode hasi produksi (productive-output method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksirkan dalam

jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan

dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap priode akan

berflutuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar

teori yang di pakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk

menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada

jumlah produk yang dapat di hasilkan.

Rumus : ………………………………...…………….......... (3)

Keterangan:

HP : Harga Perolehan (cost)

NS : Nilai Sisa (residu)

N : Taksiran hasil produksi (unit)

Depresiasi = 𝐻𝑃−𝑁𝑆

𝑛

Depresiasi = 𝐻𝑃−𝑁𝑆

𝑛

Depresiasi = 𝐻𝑃−𝑁𝑆

𝑛

19

4) Metode beban berkurang (reducing-charge method)

Dalam metode ini beban depresiasi tahun-tahun pertama akan

lebih besar dari pada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya.

Metode ini di dasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan

dapat digunakan dengan lebih efesien dibandingkan dengan

aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reperasi dan

pemeliharaannya. Ada 4 cara unutk menghitung beban

depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun, yaitu :

a) Jumlah angka tahun (sun of years’ –digits method)

Di dalam metode ini depresiasi di hitung dengan cara

mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang

setipa tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan di

kurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai

berikut :

Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis

aktiva atau jumlah angka bobot (weight)

b) Saldo menurun (Declining balance method)

Dalam cara ini depresiasi periodik dihitung dengan cara

mengalihkan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva.

Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun

maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun.

Tarif ini di hitung dengan menggunakan rumus sebgai

berikut :

T = 1- √𝑁𝑆

𝐻𝑃

𝑛…………………………………(4)

Keterangan :

T = Tarif

n = Umur ekonomis

NS = Nilai sisa

HP = Harga perolehan

c) Double declining balance method

Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya

menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi

yang selalu menurun, dasar yang di gunakan adalah

presentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase

ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada

nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menuun

makan beban depresiasi juga selalu menurun.

d) Tarif menurun (Declining rate on cost method)

Disamping metode-metode yang telah diuraikan,

kadangn di jumpai cara menghitung depresiasi dengan

menggunakan tarif (%) yang selalu menrun. Tarrif (%)

ini setiap periode dikalikan dengan harga perolehan.

20

Penurunan tarif (%) periode dilakuakn mengguakan

dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebikan

pimpinan persahaan. Karena tarif (%)-nya setiap periode

selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu

menurun. Zaki Baridwan (2014 : 308-316)

7. Laporan Laba Rugi

Laporan laba-rugi adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci

tentang perhitungan laba rugi ini. Laporan laba rugi melaporkan seluruh

hasil dan biaya untuk mendapatakan hasil, dan laba (rugi) perusahaan

selama suatu periode tertentu untuk menyusun laporan ini maka kita perlu

menegtahui mana yang termaksud hasil dan mana yang termaksud biaya.

Sofyan Syarif Harahap (2011 :241)

Committee on terminalogy mendefinisikan laba sebagai jumlah

yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan

kerugiaan dan penghasilan atau penghasilan operasi. Menurut APB

statement mengartikan laba (rugi) sebgai kelebihan (defisit) penghasilan di

biaya selama satu periode akuntansi

FASB statement mendefinisikan accounting income atau laba

akuntansi perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu

periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau

peristiwa yang bersal bukan dari pemilik. Dalam income termaksud

seluruh perubahan dalam ekuitas selain dari pemilik dan pembayar kepada

pemilik

Dari definisi dua pertama, dapat di lihat dengan jelas definisi itu

condong pada pendekana revenue expenses approach, sedangkan deifinisi

terakhir cenderung asset liability approach. Sofyan Syarif Harahap

(2011:245)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu yang di jadikan perbandingan dan

sebagai bahan referensi untuk penelitian yang di lakukan oleh penulis seperti

disebutkan pada tabal di bawah ini :

Tabel 4

Penelitian Terdahulu

Indentitas

Penulis

Aspek

Fitriani

A0301012

Jurusan Akuntansi

PoliteknikNegeri

Banjarmasin 2004

Raudatul Muna

A03070039

Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri

Banjarmasin 2010

Melysyaputri

A03140043

Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri

Banjarmasin 2017

1. Judul Penetuan Harga Penentuan Harga Penentukan Harga

21

Pokok produk pada

Perusahaan Jamu

Pucuk Sirih

Banjarmasin

Pokok Produk

Pada Perusahaan

Alexa Bakery

Banjarmasin

Pokok Produk Per

Batang kayu

Meranti dengan

Menggunakan

Metode Harga

Pokok Proses

Pada UD Bina

Bersama

2. Institusi

perusahaan

yang di teliti

Perusahaan Jamu

Pucuk Sirih

Banjarmasin

Perusahaan Alexa

Bakery

Banjarmasin

UD Bina Bersama

Banjarmasin

3. Permasalahan Dalam hal

penggolongan

biaya produksi

perushaan belum

menggolongnkan

sesua sengan

konsep akuntansi

dan perusahaan

memasukan biaya

non produksi ke

dalam biaya

produksi

Bagaimana

Perhitungan

Harga Pokok

produk dan

Penggolongan

biaya produksi

yang sesuai

dengan konsep

akuntansi biaya

pada perusahaan

Alexa Bakery

Banjarmasin

Bagaimana

Penggolongan

harga pokok

produk per batang

kayu yang sesuai

dengan konsep

akuntansi biaya

pada UD Bian

Bersama

Bagaimana

perhitungan harga

pokok produk per

batang kayu

meranti yang

sesuai dengan

konsep

akuntansbiaya

pada UD Bina

Bersama

4. Tujuan

penelitian

Tujuan yang ingin

dicapai adalah

untuk mengetahaui

cara penggolongan

biaya, dan

penetepan HPP

pada perusahaan

Jamu Pucuk Sirih

Banjarmasin

Tujuan yang ingin

dicapai adalah

untuk mengetahui

bagaimana

penentuan harga

pokok produksi

pada perusahaan

Alexa Bakery

Banjarmasin

dengan konsep

Akuntansi biaya

Untuk mengetahui

bagaimana

penggolongan

harga pokok

produk per

batang kayu

meranti yang

sesuai dengan

konsep akuntansi

biaya pada UD

Bina Bersama.

Untuk mengetahui

perhitungan harga

pokok produk per

batang kayu

meranti yang

Lanjutan

22

sesuai dengan

konsep akuntansi

biaya pada UD

Bina Bersama

5. Metode

Penelitian

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah Harga

pokok proses

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah metode

harga pokok

proses

Metode yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah metode

harga pokok

proses

6. Hasil

Penelitian

Terdapat perbedaan

selisih jumlah

harga pokok

menurut

perusahaan adalah

Rp 222,82

sedangkan menurut

penulis Rp 225,82

ini di karnakan

adanya

penggolongan

biaya tambahan

yaitu biaya

penyusutan aktiva

tetap yang di

lakukan oleh

penulis.

Terdapat

perbedaan selisih

jumlah harga

pokok menurut

perusahaan dan

peneliti karena

perusahaan tidak

memasukkan

beberapa biaya

dalam

perhitungan biaya

produksi dalam

menentukan harga

pokok produk,

sehingga

perhitungan

menurut penulis

lebih besar

dibandingkan

menurut

perusahaan.

Sumber : Fitriani (2004) dan Raudatul Muna (2010)

Lanjutan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Oprasional Variabel

Variabel yang menjadi pokok bahasan utama dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai berikut :

1. Harga pokok produk

Harga pokok produk adalah biaya-biaya yang terlibat langsung

dalam proses produksi dimana harga pokok produk digunakan sebagai

penentu besarnya laba yang diperoleh dan sebagai penentu harga jual

suatu produk. (Wiratna sujarwani, 2015 : 3)

Harga pokok produk menurut UD Bina Bersama adalah biaya-

biaya yang terlibat langsung dalam proses produksi pengolahan bahan

baku yaitu log (batang) kayu sampai menjadi produk yang siap untuk

dijual yaitu kayu dengan berbagai jenis ukuran.

2. Metode harga pokok proses

Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan

untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per

satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses

tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang di

hasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

Mulyadi (2016:63)

Metode harga pokok proses menurut UD Bina Bersama adalah metode

pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam

mengolah produknya secara massa dimana produk yang diolah yaitu kayu

merati dengan berbagai jenis ukuran. Biaya produksi dikumpulkan untuk

24

setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan

dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu

selama periode tertentu dengan jumlah satuan yang dihasilkan dari proses

selama jangka waktu yang bersangkutan.

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan penelitan yang penulis lakukan, maka jenis penelitian

yang dipilih adalah studi kasus. Studi kasus adalah merupakan jenis penelitian

kualitatif yang mendalam tetang indvidu, kelompok, institusi, dan sebagainya

dalam waktu tertentu. Tujuan studi kasus adalah berusaha menemukan

makna, menyelidiki proses, serta memperoleh pengertian dan pemahaman

yang mendalam serta utuh dari individu, kelompok, atau situasi tertentu.

Data studi kasus diperoleh dengan wawancara, obsevasi dan mempelajari

berbagai dokumen yang terkait dengan topik yang di teliti. Eko Sugiarto

(2015 :12)

Dalam studi kasus ini, penelitian di lakukan pada perusahaan UD

Bina Bersama yang beralamatkan di Jalan Alalak Tengah RT 03 Banjarmasin.

Usaha ini memproduksi kayu dengan berbagia jenis ukuran dalam hal ini

yang akan menjadi objek penelitian adalahn penentuan harga pokok produ

C. Jenis Dan Sumber data

1. Jenis data terdiri dari :

a. Data Kualitalif

Data kualitatif yang penulis lakukan dengan cara melakukan

wawancara kepada pemilik usaha dan bagian-bagian yang terlibat

25

dalam penelitian yang di lakukan oleh peneliti. Data tersebut berupa

data sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan surat izin

usaha.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.

Data kuantitatif yang penulis dapatkan adalah data-data yang

menyangkut transaksi biaya produksi seperti biaya bahan baku,

tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik serta aktiva tetap dan data

penjualan yang peroleh dari perusahaan.

2. Sumber data

Sumber yang diperoleh penulis yaitu :

a. Data Primer :

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian, data

primer yang penulis peroleh didapat secara langsung dari

perusahaan yang berupa hasil wawancara kepada pemimpin dan

bagian–bagian yang terlibat mengenai data yang yang berhubungan

dengan permasalahan

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara, data sekunder yang

26

diperoleh penulis didapat dari buku literatur yang berkaitan langsung

dengan masalah yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data dan keterangan yang diperlukan

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis

dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan dengan pimpinan dan

bagian yang terkait, isi dalam wawancara tersebut seputar sejarah

perusahaan, struktur organisasi, dan yang berhubungan langsung dengan

masalah yang akan diteliti.

2. Studi pustaka

Pengumpulan data dari studi pustaka penulis dapatkan dengan cara

memanfa atkan buku-buku literatur yang berkaitan langsung dengan

masalah yang akan diteliti.

E. Teknik analisis data

Data-data yang penulis dapatkan akan dianalisis dengan

menggunakan teknik analisa deskriptif dengan menguraikan permasalahan

dengan cara mengumpulkan data-data, mengelompokkan dan menganalisanya

berdasarkan teori yang ada untuk dijadikan sebagai bahan kesimpulan dalam

memecahkan permasalahan yang ada. Adapun langkah-langkah yang harus

dilakukan yaitu :

27

1. Menentukan atau mengelompokkan biaya produksi dan menghitung

penyustan aktiva tetap, metode yang digunakan yaitu garis lurus adapun

rumusnya sebagai berikut : ………………………………………… (5)

Keterangan :

HP : Harga Perolehan (cost)

NS : Nilai Sisa (residu)

N : Taksiran umur kegunaan

2. Menghitung biaya produksi

3. Menghitung harga pokok produk per satuan

4. Menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan dalam proses

5. Membuat laporan biaya produksi

6. Membuat jurnal pencatatan

Depresiasi = 𝐻𝑃−𝑁𝑆

𝑛

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

UD Bina Bersama Merupakan usaha manufaktur yang bergerak di

bidang pengolah kayu mentah jenis meranti berbagai jenis ukuran

menjadi kayu siap pakai, tidak hanya mengolah usaha ini juga menjual

kayu hasil produksinya. UD Bina Bersama ini beralamatkan di jalan

alalak selatan RT.03 Banjarmasin. UD Bina bersama merupakan usaha

dagang perorangan yang dipimpin oleh bapak H. Yacob.

UD Bina Bersama ini didirikan sejak tahun 2000 dengan modal

pertama sekitar lebih dari Rp 100.000.000. Pada awal membuka usaha ini

bapak H Yacob belum memiliki karyawan. Adapun alasan didirikan

usaha dagang ini karena tempat tinggal dari bapak H Yacob yang

lokasinya di daerah alalak dimana di daerah tersebut lebih mendominasi

usaha kayu dan tujuan didirikan usaha ini karena untuk menyediakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekirar tempat usaha tersebut.

Untuk menunjang usaha dagang tersebut pemilik UD Bina

Bersama membuat surat izin usaha dengan nomor : 503-176/SIUP.KP-

III/BP2TPM/2016. Adapun fungsi dari SIUP sebagai alat pengesahan

yang di berikan oleh pemerintah, sehingga dalam kegiatan usaha tidak

terjadi masalah perizinan.

29

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan

antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi,

komponen-komponen dalam tiap organisasi memiliki ketergantungan.

Sehingga jika suatu komponen baik, maka akan berpengaruh pada

komponen lainnya dan organisasi tersebut.

Ada tiga jenis struktur organisasi yang umum dikenal. Ketiga

organissi tesebut, penulis uraikan sebgai bahan pembanding dengan janis

organisasi yang di tetapkan oleh UD Bina Bersama :

a. Struktur organisasi fungsional

Struktur organisasi fungsional merupakan Struktur

Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi.

Pembagian kerja dalam bentuk Struktur organisasi fungsional ini

dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan,

Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-

karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama

akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur

Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau

Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun

layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya

operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar

unit kerja.

30

b. Struktur Organisasi garis

Struktur organisasi garis merupakan struktur yang

sederhana, struktur organisasi ini memiliki ciri bahwa wewenang

turun da ri atasan kepada bawahan langsung, tanggung jawab dari

bawahan kepada atasan secara langsung.

c. Struktur organisasi staf

Struktur organisasi staff merupakan kombinasi antara dua

jenis struktur organisasi yan g telah disebut diatas. Kebaikan yang

ada pada struktur organisasi tersebut dipadukan dan menghilangkan

kelemahan-kelemahan yang di miliki. Apabila organisasi telah

berkembang dengan pesat maka bertambah luas pula tugas-tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang ada, maka akan timbul

kesulitan-kesulitan bagi pimpinan untuk mengambil keputusan

sendiri. Dalam keadaan tersebut maka diperlukan bantuan orang lain

yang ahli dalam bidang-bidang tertentu untuk membantu pimpinan

dalam pengambilan keputusan-keputusan. Untuk keperluan tersebut

maka diciptakanlah suatu staf yang pada umumnya terdiri dari

orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu. Staf tersebut bertugas

membantu pimpinan dalam rangka mengambil keputusan-

keputusannya. Sistem garis dan staf ini lebih baik di pakai untuk

perusahaan yang ber skala besar.

Dari jenis-jenis struktur diatas, maka UD Bina Bersama

menggunakan struktur organisasi staf. Karena pada struktur tersebut

31

pemimpin tidak dapat mengambil keputusan sepihak karena adanya pihak

–pihak terkait yang yang dapat membantu pimpinan dalam mengambil

keputusan. Dalam UD Bina Bersama terdapat bagian-bagian yang bertugas

untuk mengawasi kegiatan seperti keuangan, produksi, dan penjualan

untuk menbantu peran pemimpin.

Adapun bentuk struktur organisasi UD Bina Bersama dapat penulis sajikan sebagai berikut :

Bagan 1

Struktur Organisasi

UD Bina Bersama

Sumber : diolah Penulis

Pimpinan

H.Yacob

Bagian Penjualan

Hairullah

Bagian Pengawas Produksi

Idris

ii

Bagian keuangan

Idris

Bagian Penarikan

- Juhrani

- Rahmadi

- Suhaimi

- Fitriansyah

Bagian

Pemotongan log

- asnawinda

Bagian Peracikan

- M. Hasan

- Ibrahim

- M. Hidayat

- Suriansyah

- Saipullah

- Bukran

- Husni

- yusuf

Bagian

Penyusunan/

sortir

-Imanudin

-Hamsah

-Wahyono

-M. Ridhoni

-Hamroni

-Syahrul

Bagian

buruh

angkut

Bagian sibitan

- Fahmiansyah

- Farhan

- - -

Tenaga kerja Langsung Tenaga Kerja Tidak Langsung

35 32

33

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi pada

setiap jabatan pada struktur organisasi rumah produksi UD Bina

Bersama adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan

1) Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam

merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.

2) Menetapkan kebijakan dalam pengembilan keputusan

b. Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertugas untuk mencatat biaya-biaya keluaran

atau masukkan dalam proses produksi.

c. Bagian Produksi

1) Mengawasi serta mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan dalam proses produksi agar setiap proses produksi

terjamin kelancarnnya.

2) Memelihara semua peralatan produksi

Pada bagian ini terdiri dari beberapa sub bagian yaitu :

a) Sub bagian penarikan log batang

(1) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk proses

penarikan batang kayu.

(2) Menarik log (batang) ke dalam tempat produksi

b) Sub bagian pemotong

34

(1) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk proses

pemotongan batang kayu

(2) Melakukan pemotongan batang kayu

c) Sub bagian Peracikan / pembelahan

(1) Menyediakan alat-alat yang digunakan dalam proses

pembelahan

(2) Melakukan peracikan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan secara tetap dan efesien.

d) Sub Bagian sortir / Penyusunan kayu

(1) Memilah produk kayu yang baik dan yang kurang baik

(2) Melakukan penyusunan terhadap produk kayu yang

telah jadi sesuai dengan ukuran.

e) Sub Bagian Pembuangan sibitan

(1) Membuang sisa-sisa kayu yang tidak terpakai

f) Sub Bagian Buruh angkut

(1) Bertugas untuk mengakut kayu-kayu ke dalam truck

d. Bagian Penjualan

1) Melaksanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan

penjualan

2) Mencari peluang pasar baru untuk meningkatkan volume

penjualan.

35

3. Bahan – bahan dan peralatan yang digunakan

Dalam memproduksi sebuah produk bahan-bahan dan peralatan

yang digunakan dalam proses produksi merupakan hal yang tidak bisa di

pisahkan. Maka dari itu bahan – bahan yang digunakan dalam membuat

produk tersebut harus benar-benar diperhatikan agar barang yang

dihasilkan tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen. Selain bahan-

bahan peralatan juga harus diperhatikan karena peralatn merupakan salah

satu komponen.

Adapun bahan yang digunakan dalam proses memproduksi kayu

adalah batang kayu Meranti.

Sedangankan peralatan yang digunakan dalam proses produksi yaitu:

a. Meteran befungsi untuk untuk mengukur kayu

b. Chainsaw berfungsi sebagai mesin pemotong batang

c. Gergaji tangan berfungsi sebagai alat pemotong kayu yang telah

diolah

d. Dongfeng 24 berfungsi sebagai penarik batangan kayu yang

berukuran kecil

e. Dongfeng 48 berfungsi sebagai penarik batangan kayu yang

berukuran besar

f. Bandsaw berfungsi sebagai alat untuk membelah batangan kayu

g. Kelotok berfungsi untuk menarik bahan baku

36

4. Proses produksi

Proses produksi adalah tahapan-tahapan yang di lakukan dalam

membuat atau menghasilkan suatu produk dengan cara mengolah suatu

bahan mentah menjadi barang yang siap pakai. Adapun urutan –urutan

proses produksi yang terjadi di UD. Bina Bersama sebagai berikut :

Bagan 2

Tahap-tahap produksi

UD Bina Bersama

Sumber : diolah Penulis

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas, selanjutnya akan

di jelaskan berikut ini proses produksi kayu pada UD Bina Bersama

Banjarmasin.

Dalam Proses produksi terdiri 5 tahapan yaitu

a. Tahap penarikan

Tahapan penarikan yaitu bahan baku berupa batangan kayu di naikan

dari sungai ke dalam pabrik menggunakan mesin dongfeng 24 atau

48.

Penarikan

Pemotongan

Peracikan

Sortir dan penyusunan

37

b. Tahapan pemotong

Tahapan pemotong yaitu tahap dimana setelah kayu dinaikan lalu

kayu dipotong sesuai dengan ukuran menggunakan Chainsaw dalam

bentuk batangan. Tahapan ini digunakan untuk kayu yang

memilikian ukuran panjang lebih dari 15 meter agar memudahkan

dalam proses selanjutnya.

c. Tahapan peracikan

Tahapan peracikan yaitu log kayu yang telah di potong kemudian

di potong kembali sesuai ukuran yang telah di tentukan. Dalam

proses peracikan alat yang digunakan adalah bandsaw.

d. Tahap sortir dan penyusunan

Tahap sortir dan penyusunan yaitu tahap pemilihan potongan kayu

dengan cara memilah produk yang baik dan produk yang rusak.

Setelah itu pada bagian ujung kayu harus di rapikan dengan cara di

potong agar terlihat bagus menggunakan gergaji tangan dan terakhir

melakukan penyusunan dimana potongan kayu disusun sesuai

dengan ukuran lalu di ikat menggunakan tali miliar.

5. Pemasaran hasil produksi

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu

dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam

upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal

38

tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan

perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen.

Sebagai aktivitas terakhir dalam proses produksi, perusahaan

harus bisa memasarkan hasil produknya tersebut agar dapat

mengembalikan modal dan aset perusahaan. Semakin luas daerah

pemasaran maka semakin besar pula peluang perusahaan untuk

memperbesar usaha yang bearti meningkatkan volume penjualan dan hal

ini dapat meningkatkan laba yang di terima oleh perusahaan.

Adapun daerah pemasaran dari hasil produksi UD Bina Bersama

yaitu dari sekitar daerah Banjarmasin sampai ke pulau jawa. Dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat maka sebuah perusahaan

harus bisa menjaga kualitas dari sebuah produk dan menjalin komunikasi

yang baik dengan para konsumen serta meningkatkan kegiatan

pemasaran demi kelangsungan hidup sebuah perusahaan.

Adapun daftar penjualan macam-macam kayu meranti yang di

produksi UD Bina Bersama dapat di lihat dari tabel sebagai berikut :

39

Tabel 5

Daftar pendapatan Penjualan UD Bina Bersama

Berdasarkan Metode Harga Pokok Proses

No Ukuran Jumlah Per

kubik

(bulan)

Jumlah Per

unit (bulan )

Pendapatan Per

Tahun

Persentase

1 2x3x4 4 1.668 Rp86.400.000 2,25%

2 3x5x4 50 8.350 Rp1.230.000.000 32,05%

3 4x6x4 72 7.488 Rp1.771.200.000 46,15%

4 5x7x4 5 355 Rp192.000.000 5,00%

5 6x12x4 5 175 Rp180.000.000 4,69%

6 2x20x4 5 315 Rp180.000.000 4,69%

7 3x30x4 5 140 Rp198.000.000 5,16%

Jumlah 146 18.491 Rp3.837.600.000 100%

Sumber menurut penulis

6. Penggolongan biaya menurut perusahaan

Dalam menentukan harga pokok produknya perusahaan UD Bina

Bersama Menggolongkan biaya produksi sebagai berikut :

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku di perhitungkan sebesar pemakaian yang di

nilai berdasarkan harga beli. Penggolongan biaya yang di lakukan

perusahaan adalah log (batang).

b. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang di keluarkan untuk

mengupah para pekerja. Biaya tenga kerja terdiri biaya tenaga kerja

langsung dan tidak langsung.

c. Macam-macam biaya

40

Macam-macam biaya temasuk biaya yang tambahan atau

pendukung, seperti :

1) Biaya tali miliar

2) Kapur tulis

3) Biaya Bahan bakar

4) Biaya beli oli

5) Biaya listrik

6) Biaya sewa tanah dan bangunan

Dengan memperhatikan penggolongan biaya produksi yang di

lakukan oleh perusahaan jika dibandingkan dengan konsep akuntansi biaya

jelas masih kurang tepat karena :

a. Perusahaan belum memasukkan biaya penyusutan aktiva tetap dalam

memperhitungkan harga pokok produknya, yang dimana biaya

penyusutan aktiva tersebut termaksud kedalam unsur biaya overhead

pabrik sebagai salah satu pembentu harga pokok produk.

b. Klasifikasi biaya yang dilakukan oleh perusahaan tidak berdasarkan

konsep akuntansi biaya, dimana pada penggolonggan biaya produksi

tersebut perusahaan hanya mengkalsifikasi dalam biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain yang seharusnya biaya bahan

baku, biaya penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Sehubung dengan kesalahan tersebut, maka dapat di katakan bahwa

penentuan harga pokok produk yang di lakukan perusahaan masih kurang

tepat. Kesalahan penentuan harga produk ini akan berpengaruh terhadap

41

penentuan harga jual produk, lapporan keuangan perusahaan dan

pengembilan keputusan.

7. Penentuan harga pokok menurut perusahaan.

perusahaan UD Bina Bersama dalam memperhitungkan harga

pokok produk untuk ukuran 4x6x400cm yang dihasilkan selama bulan

Januari 2017 adalah sebagai berikut :

a. Biaya Bahan Baku

1) Log (Batang)

72 ubik @ Rp 1.125.000 =Rp 81.000.000

Total Biaya bahan baku =Rp 81.000.000

b. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja langsung

1) Biaya bagian penarik

4 orang @ 135.000 / perminggu = Rp 2.160.000

2) Biaya bagian pemotong

1 orang @ 360.000 / perminggu =Rp 1.440.000

3) Biaya bagian peracikan

8orang @ 180.000 / perminggu =Rp 5.760.000

4) Biaya bagian penyusunan

5 orang @ 108.000 / perminggu =Rp 2.592.000

Biaya tenaga kerja tidak langsung

1) Biaya Bagian sibitan

2orang @ 90.000/ perminggu = Rp 720.000

42

2) Biaya Buruh Angkut

10 orang @ 63.000/ perminggu = Rp 2.520.000

3) Biaya bagian pengawas produksi

Rp 1.500.000 x 46,15 % = Rp 692.250

Total Biaya Tenaga kerja = Rp 15.884.250

b. Biaya lain-lain

1) Biaya Kapur

5 kotak @ Rp 15.000 x 46,15% = Rp 34.613

2) Biaya Tali Miliar

8 roll @ Rp 53.000 x 46,15% =Rp 195.676

3) Bahan bahan bakar (solar)

1000 Liter @ 8000 x 46,15 % =Rp 3.692.000

4) Oli

5 Botol @ 145.000 x 46,15 % =Rp 334.588

5) Listrik

Rp 300.000 x 46,15 % =Rp 138.450

6) Sewa tanah dan bangunan

Rp 417.000 x 46,15 % = Rp 192.446

Total Biaya lain lain = Rp 4.587.773

Total Biaya Produksi = Rp 101.472.023

Perusahaan UD Bina Bersama dalam menetukan harga pokok per

batangnya yaitu:

HPP = Jumlah Total Biaya produksi

Hasil produksi (unit) = Harga pokok per batang…..(6)

c.

43

HPP = Rp 101.472.022

7.488 𝑢𝑛𝑖𝑡= Rp 13.551 per batang

Perhitungan harga pokok produk sebagaimana telah di uraikan

diatas dapat dikatakan sebagai masih kurang tepat, karna ada unsur biaya

ovearhead pabrik yang belum di bebankan yaitu biaya penyusutan aktiva

tetap. Manfaat dari penentuan harga pokok produk itu sendiri yaitu sebgai

berikut

a. Menetukan harga jual produk.

b. Memantau realisasi biaya produksi,

c. Menghitung laba atau rugi periodik.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca.

Peralatan produksi yang digunakan pada perusahaan ini berupa

mesin-mesin yang memproduksi bahan baku mejadi bahan siap untuk di

pasarkan dengan proses produksi tertentu. Alat dan prasarana yang di

maksud dapat di lihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 6

Aktiva Tetap UD Bina Bersama

Sumber : diolah penulis

No Keterangan Unit

1 Meteran 2

2 Chainsaw 1

3 Gergaji tangan 4

4 Dongpeng 24 2

5 Dongpeng 48 2

6 Bendsaw 2

7 Kelotok 2

44

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penggolongan biaya

Penggolongan biaya yang di lakukan oleh perusahaan masih belum

sesuian dengan konsep akuntansi biaya dimana pada perusahaan

komponen bahan penolong dan komponen biaya overhead pabrik di

klasifikasi ke dalam biaya lain- lain yang seharusnya dipisah sesuai dengan

penggolongannya dan pada perusahan belum menghitung penyusutan

aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Klasifikasi biaya yang

seharusnya digunakan oleh UD Bina Bersama adalah sebagai berikut:

Tabel 7

Klasifikasi biaya yang di sarankan penulis

Bulan Januari 2017

No Penggolongan Biaya Keterangan

1. Biaya bahan baku Biaya batang/ log

2. Biaya bahan penolong

Biaya tali miliar

Biaya kapur

3. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja langsung:

• Biaya bagian penarik

• Biaya bagian pemotong

• Biaya bagian peracik

• Biaya bagian sortir dan

penyusun

Biaya tenaga kerja tidak langsung

• Biaya bagian sibitan

• Biaya buruh angkut

• Biaya pengawas produksi

4. Biaya overhead pabrik Biaya penyustan aktiva tetap

Biaya bahan bakar

Biaya pembelian oli

Biaya listrik

Biaya sewa tanah dan bangunan

Sumber : diolah penulis

45

2. Penentuan Biaya produksi

Langkah- langkah untuk menentukan harga pokok produksi yang

di sarankan penulis sebagai berikut :

a. Biaya Bahan Baku

Log (Batang)

72 kubik @ Rp 1.125.000 =Rp 81.000.000

Total Biaya bahan baku =Rp 81.000.000

b. Biaya Bahan Penolong

1) Biaya Kapur

5 kotak @ Rp 15.000 x 46,15% = Rp 34.613

2) Biaya Tali Miliar

8 roll @ Rp 53.000 x 46,15% =Rp 195.676

Total biaya bahan penolong = Rp 230.289

c. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja langsung

1) Biaya bagian penarik

4 orang @ 135.000 / perminggu = Rp 2.160.000

2) Biaya bagian pemotong

1 orang @ 360.000 / perminggu =Rp 1.440.000

3) Biaya bagian peracikan

8 orang @ 180.000 / perminggu =Rp 5.760.000

4) Biaya bagian penyusunan

5 orang @ 108.000 / perminggu =Rp 2.592.000

46

Biaya tenaga kerja tidak langsung

1) Biaya Bagian sibitan

2orang @ 90.000/ perminggu = Rp 720.000

2) Biaya Buruh Angkut

10 orang @ 63.000/ perminggu = Rp 2.520.000

3) Biaya bagian pengawas produksi

Rp 1.500.000 x 46,15% = Rp 692.250

Total Biaya Tenaga kerja = Rp 15.884.250

d. Biaya Overhead Pabrik

Biaya lain- lain yang di hitung perusahaan semestinya

digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik

yang diperhitungkan yaitu: biaya penyusutan, biaya listrik, biaya

pembelian oli, biaya bahana bakar, dan biaya sewa tanah dan

bangunan.

1) Penyusutan aktiva tetap

Dalam memperhitungkan biaya penyusutan aktiva tetap

penulis menggunakan metode garis lurus, karena metode garis

lurus ini sangat sederhana.

47

Tabel 8

Daftar Aktiva Tetap Perusahaan

UD Bina Bersama

No Keterangan Unit Harga

Perolehan

(Rp)

Nilai Sisa

(Rp)

Umur

Tahun

Perolehan

1. Meteran 2 80.000 0 2 2016

2. Chainsaw 1 15.000.000 2.000.000 10 2011

3. Gergaji Tangan 4 500.000 0 2 2015

4. Dongpeng 24 2 16.000.000 2.000.000 10 2011

5. Dongpeng 48 2 34.000.000 12.000.000 7 2011

6. Bendsaw 2 84.000.000 20.000.000 10 2011

7. Kelotok 2 22.000.000 5.000.000 10 2010

Sumber : diolah Penulis

Berdasarkan data di atas dapat di lakukan perhitungan

penyusutan aktiva tetap tersebut sebagai berikut :

a) Meteran

Penyusutan = Rp 80.000 −0

2 Tahun

= Rp 40.000 x 46,15 %

=Rp 18.460

Penyusutan perbulan = Rp 18.460: 12 bulan =Rp 1.538

b) Chainsaw

Penyusutan = Rp15 .000.000−Rp 2.000.000

10 Tahun

= Rp 1.300.000 x 46,15%

= Rp 599.950

Penyusutan perbulan = Rp 599.950 : 12 bulan = Rp 49.996

48

c) Gergaji Tangan

Penyusutan = Rp 500.000 −0

2 Tahun

= Rp 250.000 x 46,15 %

= Rp 115.375

Penyusutan perbulan = Rp 115.375 : 12 bulan =Rp 9.615

d) Dongpeng 24

Penyusutan = Rp 16.000.000 −Rp 2.000.000

10 Tahun

= Rp 1.400.000 x 46,15%

= Rp 644.100

Penyusutan perbulan = Rp 644.100 : 12 bulan = Rp 53.842

e) Dongpeng 48

Penyusutan = Rp 34.000.000 −Rp 12.000.000

10 Tahun

= Rp 2.200.000 x 46,15 %

= Rp 1.015.300

Penyusutan perbulan = Rp 1.015.300: 12 bulan =Rp84.608

f) Bendsaw

Penyusutan = Rp 82.000.000 −Rp 20.000.000

10 Tahun

= Rp 6.200.000 x 46,15 %

= Rp 2.861.300

Penyusutan perbulan = Rp 2.861.300 : 12bulan=Rp238.442

49

g) Kelotok

Penyusutan = Rp 22.000.000 − Rp 5.000.000

10 Tahun

= Rp 1.700.000 x 46,15 %

= Rp 784.550

Penyusutan perbulan = Rp 784.550 : 12 bulan = Rp 65.379

Jumlah Penyusutan pada aktiva tetap yang di miliki oleh

perusahaan bulan januari 2017 adalah sebesar Rp 503.420

2) Biaya bahan bakar yang digunakan untuk produksi bulan

Januari 2017 sebesar Rp 3.692.000

Perhitungan :1000 Liter x Rp 8000 x 46,15% =Rp 3.692.000

3) Biaya listrik yang digunakan dalam produksi pada bulan Januari

2017 yaitu Rp 138.450

Perhitungan : Rp 300.000 x 46,15% = Rp 138.450

4) Biaya pembelian oli yang digunakan dalam produksi pada bulan

Januari 2017 yaitu sebesar Rp 334.588

Perhitungan : 5 botol x Rp 145.000 x 46,15% = Rp 334.588

5) Biaya sewa tanah dan bangunan dalam bulan Januari 2017 yaitu

sebesar Rp 192.446

Perhitungan : Rp 417.000x 46,15% = Rp 192.446

3. Perhitungan biaya produksi yang di sarankan penulis

Berikut ini adalah tabel berdasarkan perhitungan biaya produksi

kayu meranti ukuran 4cmx6cmx400cm.

50

Tabel 9

Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan penulis

No Unsur Biaya Elemen Jumlah Biaya Total

1. 1. Biaya bahan

baku

Log (batang) Rp 81.00.000

Rp 81.000.000

Total Biaya bahan baku Rp 81.000.000

2. 2. Biaya Bahan

Penolong

Biaya Kapur Rp 34.613

Biaya tali

miliar

Rp 195.676

Total Biaya Bahan Penolong Rp 230.289

3. Biaya Tenaga

Kerja

Tenaga kerja

langsung

Rp 11.952.000

Tenaga Kerja

tidak langsung

Rp 3.932.250

Total Biaya Tenaga Kerja Rp 15.884.250

4. Biaya

Overhead

pabrik

Biaya

penyusutan

Rp 503.420

Biaya bahan

bakar

Rp 3.692.000

Biaya Listrik Rp 138.450

Biaya

Pembelian oli

Rp 334.588

Biaya sewa

tanah dan

bangunan

Rp 192.446

Total Biaya Overhead Pabrik Rp 4.860.904

Total Biaya Produksi Rp 101.975.443

Sumber : diolah penulis

4. Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Perhitungan biaya produksi persatuan yang diproduksi kayu

meranti ukuran 4cmx6cmx400cm dalam bulan Januari 2017 dilakukan

dengan membagi tiap unsur biaya produksi

51

Tabel 10

Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan

Sumber : diolah penulis

5. Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan dalam proses

Harga pokok jadi : 7.488 x Rp 13.618 = Rp 101.975.443

By. Bahan Baku : Rp 0

By. Bahan Penolong : Rp 0

By. Tenaga Kerja : Rp 0

By. Overhead pabrik : Rp 0

Jumlah harga pokok persediaan dalam proses Rp 0

Jumlah biaya produksi bulan Januari 2017 Rp 101.975.443

6. Laporan biaya produksi bulan Januari 2017

Tabel 11

Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 2017

Perusahaan UD Bina Bersama

Data Produksi :

Dimasukan dalam proses 7.488 unit

Produk jadi yang di transfer ke gudang 0 unit

Produk dalam proses akhir 0 unit

Jumlah produk yang di hasilkan 7.488 unit

Biaya yang di beban kan dalam bulan Januari 2017 :

Total Per unit

Biaya bahan baku Rp 81.000.000 Rp 10.817

Unsur Biaya

produksi

Total biaya Unit

ekuivalen

Biaya Produksi

persatuan

Bahan baku Rp 81.000.000 7.488 Rp 10.817

Bahan Penolong Rp 230.289 7.488 Rp 31

Tenaga Kerja Rp 15.884.250 7.488 Rp 2.121

OverheadPabrik Rp 4.860.904 7.488 Rp 649

Total Biaya Rp 101.975.443 Rp 13.618

52

Biaya bahan penolong Rp 230.289 Rp 31

Biaya tenaga kerja Langsung Rp 15.884.250 Rp 2.121

Biaya overhead pabrik Rp 4.860.90 Rp 649

Rp 101.975.443 Rp 13.618

Perhitungan biaya :

Harga pokok produk jadi yang di transfer ke gudang

7.488 unit x Rp 13.618 = Rp 101.975.443

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya bahan baku Rp 0

Biaya bahan penolong Rp 0

Biaya tenaga kerja Rp 0

Biaya overhead pabrik Rp 0

Rp 0

Jumlah biaya produksi yang di bebankan Rp 101.975.443

Sumber : diolah penulis

7. Jurnal pencatatan biaya produksi

Berdasarkan informasi yang di sajikan dalam laporn biaya

produski, biaya kayu meranti ukuran 4cmx6cmx400cm yang terjadi

bulan Januari 2017, dicatat dengan jurnal berikut ini :

a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku

Barang Dalam Proses- biaya bahan baku Rp 81.000.000

Persediaan bahan baku Rp 81.000.000

b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 230.289

Persediaan bahan penolong Rp 230.289

c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp 15.884.250

Gaji dan upah Rp 15.884.250

d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 4.860.904

Berbagai rekening yang di kreditkan Rp 4.860.904

53

e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang di transfer ke

gudang

Persediaan produk jadi Rp 101.975.443

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 81.000.000

Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 230.289

Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 15.884.250

Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 4.860.904

f. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses

yangbelum selesai di olah akhir bualan januari 2017

Persediaan produk dalam proses Rp 0

Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 0

Barang dalam proses – Biaya Bahan Penolong Rp 0

Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 0

Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 0

8. Perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan

menurut penulis.

Tabel 12

Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Menurut Perusahaan dan Penulis

Perusahaan Penulis

Biaya Bahan baku Rp 81.000.000 Biaya bahan baku Rp 81.000.000

Biaya bahan penolong Rp 230.289

Biaya tenaga kerja Rp 15.884.250 Biaya tenaga kerja Rp 15.884.250

Biaya lain – lain Rp 4.587.773 Biaya Overhead pabrik Rp 4.860.904

Jumlah biaya produksi Rp 101.472.023 Jumlah biaya produksi Rp 101.975.443

Harga pokok produksi Rp 13.551 Harga pokok produksi Rp 13.618

Sumber : diolah penulis

Dari tabel di atas terdapat selisih perhitungan sebesar Rp 67 dimana

perhitungan menurut penulis lebih tinggi dari perusahaan.

54

9. Perbandingan laporan laba rugi

Perbandingan laporan laba rugi menurut perusahaan dan menurut

penulis setelah penulis menggolongkan kembali seluruh biaya yang di

keluarkan untuk produk perusahaan UD Bina Bersama. Berikut ini penulis

sajikan perbandingan laporan laba rugi menurut perusahaan dan menurut

penulis.

Tabel 13

Laporan Laba Rugi

Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penulis

Penjualan

Harga pokok produksi

Persediaan produksi

Dalam proses awal

(7488 x Rp 13.551)

(7488 x Rp 13.618)

Biaya produksi :

Biaya bahan baku

Biaya bahan penolong

Biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik

Baiya lain-lain

Jumlah biaya produksi

Persediaan produk dalam

proses akhir

Harga pokok produksi

Harga pokok produksi yang

tersedia untuk dijual

Persediaan produk jadi akhir

(7488 x Rp 13.551)

(7488 x Rp 13.618)

Harga pokok produk yang di jual

Laba kotor

Biaya usaha

Biaya adminstrasi dan umum

Jumlah biaya usaha

Laba bersih sebelum pajak

Rp 147.600.000

Rp 3.387.750

Rp 101.469.888

Rp 81.000.000

Rp 15.884.250

Rp 4.587.772

Rp 101.472.023

Rp 202.941.911

Rp 202.941.911

Rp 206.329.661

(Rp 101.469.888)

Rp104.859.773

Rp 42.740.227

Rp 3.922.750

Rp 3.922.750

Rp 38.817.447

Rp 147.600.000

Rp 3.404.500

Rp 101.971.584

Rp 81.000.000

Rp 230.289

Rp 15.884.250

Rp 4.860.904

Rp 101.975.443

Rp 203.947.027

Rp 203.947.027

Rp 207.351.527

(Rp 101.971.584)

Rp 105.379.943

Rp 42.220.057

Rp 3.922.750

Rp 3.922.750

Rp 38.297.307

Sumber : diolah Penulis

55

56

Perhitungan biaya administrasi dan umum

a. Biaya alat tulis dan perlengkapan kantor

Rp 1.500.000 x 46,15 % = Rp 692.250

b. Gaji bagian keuangan

Rp 3.500.000 x 46,15 % = Rp 1.615.250

c. Gaji bagian penjualan

Rp 3.500.000 x 46,15 % = Rp 1.615.250

Rp 3.922.750

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis mengambil simpulan dari semua

hal yang telah dibahas dari bab sebelumnya dan memberi saran yang

diharapkan dapat dijadikan pertimbangan oleh perushaan dalam proses

mengambil kebijakan yang akan diterapkan oleh UD Bina Bersama di masa

yang akan datang.

Dari hasil penelitian ini maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai

berikut :

1. Dalam mengklasifikasi biaya UD Bina Bersama belum

mengklasifikasikan sesuai dengan konsep akuntansi biaya, dimana

perusahaan mengklasifikasikan biaya bahan penolong ke dalam biaya

lain-lain.

2. Perusahaan tidak menghitung penyusutan aktiva tetap yang digunakan

dalam proses produksi, dimana perhitungan penyusutan aktiva tetap ini

termaksud dalam biaya overhead pabrik sebagai unsur penentu harga

pokok produk

3. Terdapat selisih perhitungan harga pokok produk antar perusahaan dan

penulis sebesar Rp 67 dimana perhitungan pada penulis lebih besar di

bandingkan perusahaan dikarenakan perusahaan tidak menghitung biaya

penyusutan

58

B. Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan untuk UD Bina Bersama yaitu:

1. Perusahaan perlu menggolongkan biaya sesuai dengan konsep akuntansi

biaya karena penggolongan biaya tersebut sangat berpengaruh dalam

penetuan harga pokok produksi persatuan

2. Sebaikan perusahaan menghitung biaya penyusutan aktiva tetap karena

akan mengakibatkan kurang tepatnya perusahaan dalam menentukan

harga jual produk, penetapan harga jual, pembuat laporan keuangan dan

pengambilan keputusan perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2014. Intermadiate Accointing. Edisi ke delapan. Cetakan

keenam. Yogyakarta: BPFE

Dunia, FA. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi kedua. Jakarta : Empat Salemba

Harahap, SS , 2011. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada

Mahdi Hendrich, Analisis Perhitungan harga pokok produksi pada usaha

Pertenakan lele pak jay di sukabangun II Palembang. 2013. Ilmiah

volume V No III

Mulyadi, 2016. Akuntansi biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Simon & Harrison, 2010 . Akuntansi di Indonesia. Buku dua. Jakarta :Empat

Salemba

Siregar baldric, 2013. Akuntansi Biaya. Edisi kedua. Jakarta : Empat Salemba

Sujarweni wiratna, 2015. Akuntansi biaya teori dan penerapanya. Yogyakarta:

Pustakan Baru Press

Supriyono, 1998. Akuntansi biaya pengumpulan biaya dan penentuan harga

pokok. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE

Pradana setiadi, Perhitungan harga produksi dalam penentuan harga jual pada

CV. Minahasa Mantap Perkasa. 2014. Ilmiah Efesiensi volume 14 No 2


Recommended