+ All documents
Home > Documents > target costing, theory of constraint and life cycle costing - diperuntukkan referensi saja

target costing, theory of constraint and life cycle costing - diperuntukkan referensi saja

Date post: 22-Apr-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia usaha dapat dikatakan semakin kuat dan ketat sehingga menciptakan suatu kompetisi di dalam suatu industri. Banyak jenis usaha atau jenis bisnis yang muncul dan berkembang baik pada bidang manufaktur maupun sektor jasa. Setiap bidang usaha memiliki kesempatan yang luas dan terbuka untuk bersaing. Berawal dari kondisi yang semakin kompetitif dalam dunia usaha, menyebabkan setiap usaha atau bisnis dituntut untuk bisa membuat strategi bagi bisnisnya. Salah satu alasan utama suatu usaha atau bisnis harus memiliki strategi yaitu supaya bisnis tersebut bisa bertahan di tengah-tengah persaingan yang ada. Seperti yang dijelaskan bahwa setiap bisnis harus memiliki strategi sendiri. Begitu juga strategi pada bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa, pasti memiliki strategi yang berbeda. Strategi dalam manajemen biaya dalam perusahaan harus diperhatikan dengan cermat guna memperoleh keuntungan yang diharapkan perusahaan serta dapat merebut pasar. Cost life cycle merupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai dari riset dan pengembangan, desain, produksi (atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan ditinjau dari perspektif biaya yang timbul pada setiap aktivitas.Hal ini cost life cycle memiliki peran penting agar umur produk tetap bertahan dan diminati pasar. Terdapat beberapa metode dalam rangka manajemen biaya. Metode tersebut diantaranya digunakan untuk membantu dalam analisis cost life cycle adalah: Target Costing digunakan untuk mengelola biaya, terutama dalam aktivitas desain. Theory of Constraint digunakan untuk mengelola biaya produksi. 1
Transcript

I.PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Persaingan dunia usaha dapat dikatakan semakin kuat danketat sehingga menciptakan suatu kompetisi di dalam suatuindustri. Banyak jenis usaha atau jenis bisnis yang munculdan berkembang baik pada bidang manufaktur maupun sektorjasa. Setiap bidang usaha memiliki kesempatan yang luas danterbuka untuk bersaing.

Berawal dari kondisi yang semakin kompetitif dalamdunia usaha, menyebabkan setiap usaha atau bisnis dituntutuntuk bisa membuat strategi bagi bisnisnya.

 Salah satu alasan utama suatu usaha atau bisnis harusmemiliki strategi yaitu supaya bisnis tersebut bisa bertahandi tengah-tengah persaingan yang ada. Seperti yangdijelaskan bahwa setiap bisnis harus memiliki strategisendiri. Begitu juga strategi pada bisnis yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa, pasti memiliki strategi yangberbeda.

Strategi dalam manajemen biaya dalam perusahaan harusdiperhatikan dengan cermat guna memperoleh keuntungan yangdiharapkan perusahaan serta dapat merebut pasar. Cost life cyclemerupakan urutan aktivitas dalam perusahaan mulai daririset dan pengembangan, desain, produksi (atau penyediaanjasa), pemasaran/distribusi, dan pelayanan kepada pelangganditinjau dari perspektif biaya yang timbul pada setiapaktivitas.Hal ini cost life cycle memiliki peran penting agarumur produk tetap bertahan dan diminati pasar. Terdapatbeberapa metode dalam rangka manajemen biaya. Metodetersebut diantaranya digunakan untuk membantu dalamanalisis cost life cycle adalah:–  Target Costing digunakan untuk mengelola biaya, terutamadalam aktivitas desain.–  Theory of Constraint digunakan untuk mengelola biayaproduksi.

1

–  Life-Cycle Costing digunakan pada seluruh cost life cycle untukmeminimumkan biaya secara keseluruhan.

Masing-masing metode tersebut dapat diterapkan padaperusahaan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatanproses penyediaan jasa. Tetapi dua metode targetcosting dan theory of constraint, secara khusus dapat diterapkanpada perusahaan manufaktur karena berkaitan dengan desaindan pengolahan produk.

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan tentang penggunaan target costing dalampenentuan biaya

2. Menjelaskan tentang theory of constraint dalammengelola biaya produksi

3. Menjelaskan tentang life cycle costing dalammempertimbangkan semua biaya

II. PEMBAHASAN2.1 Definisi Target Costing

Target Costing adalah penentuan biaya yang diharapkanuntuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif,sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yangdiharapkan.

Target Costing menentukan biaya berdasarkan harga yangkompetitif à sehingga yang gunakan Target Costing harussering mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya yang ketatatau merancang ulang produk atau proses produksi agar dapat

2

memenuhi harga yang ditentukan pasar tetapi tetap dapatkanlaba.

Harga Kompetitif –> Laba yang iinginkan –> Biaya yangseharusnya dikeluarkan untuk –> Membuat suatu produk –> Target Costing

Target Costing dapat dicapai jika memaksa lakukanefisiensi / pengeliminasian pemborosan-pemborosan atau(continuous improvement) artinya : Tentukan harga serendah-rendahnya untuk memaksa tiap orang memaksimumkan efisiensidi segala hal agar bisa untung maksimum.

                        Target Biaya = Harga Kompetitif –Laba yang Diharapkan

Dengan demikian Target Costing membuat perusahaanmenjadi lebih kompetitif, dimana Target Costing adalahbentuk strategi umum dalam industri saat menghadapipersaingan yang sangat ketat dimana perbedaan sangat kecildi dalam harga dapat menarik perhatian besar konsumen(apalagi barang yang memiliki subtitusi)

Garrison, Nooren, dan Brewer (2006:541) menyatakanbahwa target costing adalah proses penentuan biaya maksimumyang dikeluarkan ketika melakukan operasional produksi.Target costing dihitung dengan mulai harga jual yangdiantisipasi kemudian mengurangi dengan laba yangdiinginkan. Pendekatan target costing dilakukan karena:

1. Perusahaan memiliki pengendalian yang kurang terhadap hargayang ditetapkan Pada pendekatan tradisional harga ditetapkan dari biayaproduksi ditambahkan dengan tingkat laba yang diharapkan.Hal ini membuat perusahaan menetapkan harga di atas

3

kemampuan daya beli yang dimiliki oleh konsumen. Kondisiyang ada membuat produk yang dipasarkan oleh perusahaandihindari oleh konsumen karena dianggap terlalu mahal.Konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang lebihmurah. Berdasarkan kondisi yang ada, maka pendekatan targetcosting muncul sebagai akibat untuk menutupi kelemahanperusahaan yang tidak mampu melakukan pengendalian terhadapharga yang ditetapkan, yang dilakukan dengan penetapan hargajual terlebih dahulu.

2. Biaya produk ditentukan pada saat selesai proses produksi Pada pendekatan tradisional, biaya produk ditentukan padasaat selesai proses produksi. Hal ini sudah terlambat, dimana produk sudah jadi dan akan dipasarkan. Bila biayaproduk masih mampu mengikuti daya beli konsumen yang ada dipasar serta bersaing dengan produk pesaing berkaitan denganharga jual yang ditetapkan tidak menjadi masalah, akantetapi saat biaya produk terlalu tinggi membuat harga jugatinggi akan membuat adanya kegagalan dalam kemampuanpenentapan harga jual yang lebih murah. Konsumen akancenderung menghindari pembelian produk perusahaan.Kusumawati (2001) menyatakan dalam target costing ada empatpendekatan mendasar yang harus diperhatikan, yang terdiridari: 1. Pendekatan kebutuhan konsumen

Pemahaman pendekatan konsumen merupakan kunci suksesdalam target costing. Hal ini diperoleh dengan carasebagai berikut ini:

a. Mengumpulkan informasi pasar yang meliputi: harga,kualitas, pengiriman, pelayanan, teknologi, dankinerja.

b. Mendokumentasikan kebutuhan konsumen terkaitkarakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen.

c. Membandingkan produk pesaing-pesaing yang ada di pasaruntuk memiliki kemampuan menggunakan celah pasar yangmasih ada.

4

2. Pendekatan struktur biaya masa depan Aktivitas berpengaruh bagi perusahaan dalam bentukstruktur biaya saat ini dan masa yang akan datang.Struktur biaya masa depan dalam target costinghendaknya mencerminkan hal-hal sebagai berikut ini:

a. Analisis struktur biaya Struktur biaya memberikan sarana untukmengidentifikasikan adanya pemborosan yang nantinyaakan ditiadakan selama perancangan produk dan prosesyang dilakukan untuk masa mendatang dengan perbaikanyang terus-menerus.

b. Model biaya pesaing Secara umum proses memerlukan faktor-faktorpengembangan yang menyesuaikan biaya produk saat iniuntuk perbedaan yang kompetitif di dalam tingkat upahtenaga kerja, jam tenaga kerja, pembelian dan skalaproduksi, perbedaan perkembangan ekonomi dankompeksitas.

c. Faktor komparatif Faktor ini dikembangkan untuk masing-masing elemenstruktur biaya, guna mengubah biaya saat ini ke dalambiaya-biaya yang diestimasi.Pengubahan tersebutdiharapkan mampu mendukung komparatif (pembandingan)untuk dasar evaluasi mengenai kemampuan pengendalianbiaya.

d. Model praktik yang terbaik Model praktik terbaik dalam target costingmempertimbangkan karakteristik unggulan, proses-prosesindustri, pengembangan kegiatan manufaktur yangterbaik, dan pengetahuan ekonomi terbaik sebagai faktorpenunjang, perkumpulan perdagangan industri, hasilriset dan pengembangan, serta informasi yangdikumpulkan dari para konsultan dan ahli.

e. Informasi pesaing Merupakan informasi yang dapat dikumpulkan dari sumberdata eksternal, meliputi: laporan-laporan tahunan yang

5

dipublikasikan secara terbuka, brosur-brosur darikegiatan pemasaran pesaing, informasi berdasarkandatabase yang tersedia secara komersial, laporan daripemerintah maupun sumber berita baik itu dengan lingkuplokal, nasional, maupun internasional.

f. Model biaya internal Merupakan model biaya internal yang berusahamenghubungkan pemicu biaya dengan elemen khusus danstruktur biaya dari sebuah produk. Dalam hal ini pemicubiaya memiliki pengaruh penting dalam penetapan biayaper unit, yang menyediakan kesempatan terbesar untukanalisis value dari pengurangan biaya yang diinginkanserta akhirnya menetapkan harga jual sesuai dengantarget costing.

3. Pendekatan perancangan produk Pertimbangan tentang pengaruh dari berbagai pemicu biayaselama perancangan produk dapat membantu perusahaanmenciptakan perspektif yang berbeda. Hal yang perludiperhatikan dalam upaya perancangan produk adalahketerlibatan pemasok, penempatan siklus pengembangan danperekayasaan nilai yang dapat terpenuhi bila kitamendasarkan pada konsep value chain dalam menganalisisaktivitas, sehingga aktivitas yang memiliki nilai tambahdapat dipertahankan sedangkan aktivitas yang tidakmemiliki nilai tambah dapat dihilangkan untuk menurunkanbiaya produksi guna mencapai target costing yangdiharapkan.

4. Pendekatan perbaikan secara terus-menerus Banyak organisasi dewasa ini melaksanakan total qualitymanagement yang di dalamnya dilakukan perbaikan secaraterus-menerus. Target costing juga merupakan upayaperbaikan secara terus-menerus yang diterapkan padaproduk baru. Analisis struktur biaya dan model-modelbiaya yang telah dikembangkan dapat memperbaiki kualitas

6

dengan jalan mengidentifikasi penyebab-penyebab biayayang tidak bernilai tambah. Analisis ini hendaknyadilakukan secara terus-menerus sebagai upaya melakukanperbaikan yang berkelanjutan, sehingga pada akhirnyamendatangkan kemampuan mendapatkan manfaat yang lebihbaik.

Pengembangan Produk Kocakulah dan Austill (2006)menyatakan bahwa pengembangan produk adalah hal penting bagiperusahaan dalam pertumbuhan yang dimiliki maupun kemampuanuntuk bertahan bahkan unggul dalam persaingan bisnis. Halpenting dalam pengembangan produk adalah upaya pengelolaan,agar input yang digunakan tidak lebih besar dari output,sehingga ada kemampuan untuk mendatangkan manfaat. Mursid(2003:73) menyatakan bahwa pengembangan produk dapat berupa:

1. Produk yang baru ditemukan dan belum ada sebelumnya

2. Produk yang baru bagi sekelompok pasar atau orangtertentu

3. Produk yang baru karena perubahan merek

2.1.1 Value Chain sebagai Faktor Penunjang KeberhasilanPenerapan Target Costing Target costing muncul dari upaya menghasilkan serta

memasarkan produk sesuai dengan harga yang diharapkan olehkonsumen di pasar. Pada konsep value chain ada upaya untukmelakukan peninjauan terhadap keseluruhan proses produksi,yaitu berupaya untuk menyusun aktivitas-aktivitas yangmenghasilkan nilai untuk menghasilkan produk. Upaya untukmelakukan penyusunan aktivitas-aktivitas tersebut dikenaldengan rantai nilai yang saling berkaitan ketikamenghasilkan produk, sehingga dikenal dengan value chain.Value chain adalah upaya untuk melakukan identifikasi rantainilai dalam kegiatan atau aktivitas produksi. Penetapanharga jual di awal akan membuat adanya perencanaan biaya

7

produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Supriatna(2010) memberikan dukungan bahwa penerapan value chain akanmenunjang keberhasilan pendekatan target costing. Kemampuanuntuk mempertahankan aktivitas yang memiliki nilai tambahsaja akan menyebabkan kegiatan operasional menjadi efisiendan efektif.

2.1.2Penggunaan Target Costing dalam PengembanganProduk Konsumen

Dalam keputusan pembelian yang dilakukan memilikiperhatian terhadap harga. Konsumen memiliki perilaku untukmencari dan membeli produk yang dipersepsikan paling murah.Kemampuan memilih produk dengan harga yang lebih murahmerupakan keuntungan yang didapatkan oleh konsumen sebabmelakukan pembayaran yang lebih sedikit. Target costing jugamuncul sebagai upaya untuk perbaikan penetapan harga dalampendekatan tradisional. Hergeth (2002) menyatakan targetcosting dapat dideskripsikan sebagai harga jual yang ingindicapai dan kemudian ada upaya untuk melakukan desain produkuntuk mencapai harga tersebut. Target costing merupakanbagian dari manajemen biaya, sebab adanya penetapan hargajual terlebih dahulu membuat kewajiban untuk mendesainproduk dengan biaya tertentu sesuai dengan harga jualtersebut. Kocakulah dan Austill (2006) memberikan dukunganberkaitan peran target costing terhadap pengembangan produk.Keberadaan target costing akan menyebabkan input yangdigunakan untuk pengembangan produk tidak lebih besar darioutput yang dihasilkan, sehingga ada manfaat yangdidapatkan. Feil, Yook, dan Kim (2004) mengevaluasi upayapengurangan biaya yang diterapkan perusahaan di negara baratdan Jepang. Perusahaan di negara barat tidak menerapkantarget costing.

2.1.3 Contoh Penerapan Target Costing di Perusahaan

8

1. Beberapa contoh penerapan target costing di perusahaanseperti dipaparkan sebagai berikut ini: Drucker (1994)memberikan contoh Nissan Motor Company, Ltd yang berhasilmenggunakan target costing dalam rangka pengembanganproduk. Tahapan pengembangan produk adalah hal pentingyang diperhatikan Nissan Motor Company, Ltd saatmenerapkan target costing. Hal ini disebabkan pada tahapanpengembangan produk yang salah, maka akan menyebabkantarget costing juga tidak akan menghasilkan manfaat bagiNissan Motor Company, Ltd. Tahapan pengembangan produkakan membuat target costing pada Nissan Motor Company, Ltdberhasil, sebab tidak hanya ditinjau dari segi harga sajaproduk dipasarkan tetapi juga kemampuan memenuhi kebutuhankonsumen. Dalam kegiatan operasi bisnis yang dilakukanNissan Motor Company, Ltd tahapan pengembangan produk yangdilakukan oleh Nissan meliputi hal-hal sebagai berikutini:a) Persiapan terhadap kriteria model yang diinginkan.Target costing tidak akan berhasil apabila perusahaantidak mampu menciptakan produk yang diharapkan olehkonsumen. Untuk mencapai keberhasilan penerapan targetcosting maka perlu dilakukan bagaimana kriteria modelyang diinginkan oleh konsumen, sehingga bukan hanyaharga yang sesuai dengan kondisi persaingan tetapiatribut produk juga sesuai dengan harapan konsumen.Kemampuan untuk melakukan pemenuhan tersebut membuattarget costing dapat berhasil sesuai dengan harapan.Dalam persiapan kriteria model yang diinginkan olehNissan Motor Company, Ltd perlu dip[erhatikan masalahproduk pesaing yang ada di pasar serta kondisi daripemasok. Nissan Motor Company, Ltd hendaknya jugamelakukan analisis agar target costing yang yangditerapkan dengan tidak hanya berusaha menjual produkdengan harga murah saja, tetapi juga sesuai dengankondisi pasar persaingan, di mana kualitas yangdihasilkan tidak lebih jelek dari produk pesaing. Upaya

9

untuk mendapatkan kelancaran pemasok juga diperhatikansehingga kegiatan produksi berjalan lancar, dengankeberadaan pasokan bahan baku secara berkelanjutan. Halini menghindari ada produk macet dalam kegiatan operasiproduksi yang dilakukan.

b) Membuat gambaran untuk melakukan uji coba Setelah kriteria model yang diinginkan sudah jadi makatahap selanjutnya adalah membuat gambaran lagi tentangupaya uji coba yang akan dilakukan. Pada gambarantersebut diskusi tentang biaya mulai dilibatkan.Pengembangan gambaran tentang beberapa produk perluuntuk dilakukan sehingga produk yang akan dihasilkanawal bukan satu produk saja tetapi beberapa produk untukdipilih mana produk yang terbaik dan palingmenguntungkan bagi Nissan Motor Company, Ltd dan yangpaling dapat bersaing di pasar. Identifikasi terhadapkekuatan dan kelemahan penting untuk dikembangkan padatahap ini pada setiap produk.

c) Melakukan evaluasi atas gambaran yang dibuat Identifikasi yang sudah dilakukan tentang kekuatan dankelemahan hendaknya menjadi bahan evaluasi pada tahapberikutnya. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasiterhadap cara-cara yang nantinya dapat dikembangkan olehNissan Motor Company, Ltd untuk melakukan perbaikan ataskelemahan yang dimiliki. Hal ini dimaksudkan untukmenghasikkan alternatif-alternatif yang terbaik sertapada akhirnya dapat menghasikkan upaya untuk memilihmodel terbaik guna memenuhi target costing.

d) Pemilihan model yang paling sesuai dengan targetcosting Tahap yang terakhir adalah tahapan untuk memilih modelproduk yang paling sesuai dengan perencanaan targetcosting. Pada tahap ini kerja sama antara bidangakuntansi dan produksi sangat penting. Akuntansi sebagaipengelola biaya hendaknya ditunjang oleh produksisebagai pelaksana kegiatan produk agar dapat menciptakan

10

produk sesuai dengan biaya yang diharapkan. Pemahamanakan tahapan pengembangan produk menunjukan bahwakesalahan dalam pengembangan yang dilakukan akan membuatada kegagalan dalam penerapan target costing.Berdasarkan kondisi tersebut maka Nissan Motor Company,Ltd harus berhati-hati dalam rangka melakukan tahapanpengembangan produk agar target costing dapat mencapaikeberhasilan.

2.2 Definisi Theory of Constraints

Teori kendala (TOC) adalah paradigm manajemen yangmemandang system dikelola sebagai. terbatas dalam mencapailebih dari tujuannya dengan jumlah yang sangat kecil darikendala.Selalu ada setidaknya satu kendala, dan TOCmenggunakan proses fokus untuk mengidentifikasi kendala danmerestrukturisasi sisa organisasi sekitarnya.

TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantusebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan denganmemaksimalkan produksinya dan meminimalisasi semua ongkosdan biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung,biaya tidak langsung, dan biaya modal.

Theory Of Constraint (TOC) mengakui bahwa kinerja setiapperusahaan dibatasi oleh kendala-kendala-kendalanya, yangkemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukungtujuan, yaitu kemajuan terus menerus suatu perusahaan(continuous improvement). Teori ini memfokuskan diri padatiga ukuran yaitu:

1. Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaanmenghasilkan uang melalui penjualan.

2. Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkanperusahaan untuk mengubah bahan baku mentah melaluithroughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan semua

11

aktiva yang dimiliki dan terrsedia secara potensialuntuk penjualan.

3. Biaya-biaya operasional, yang dikeluarkan perusahaanuntuk mengubah persediaan menjadi throughput. Biayaoperasi ini terjadi untuk mendukung dan mengoptimalkanthroughput dalam kendala.

TOC memiliki argument bahwa penurunan persediaan akanmeningkatkan daya saing perusahaan, karena dengan menurunkanpersediaan, akan diperoleh produk yang lebih baik, hargayang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadapkebutuhan pelanggan. Penerapan TOC dapat membantu manajerdalam meningkatkan laba dan penjualan produk atau jasa yangberkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat waktusehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien danefektif.

Dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, danmenurunkan beban operasi akan membawa dampak terhadapmeningkatnya kinerja keuangan seperti :

(1) Laba (2) Return on Investment (3) Cash flow

2.2.1 5 (Lima) Langkah dalam TOC:Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi darisuatu permasalahan, Goldratt mengembangkan 5 langkahyang berurutan supaya perbaikan lebih focus danberakibat lebih baik bagi system. Langkah-langkahtersebut adalah:

1. Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint).Mengidentifikasi bagian system manakah yang palinglemah kemudian melihat kelemahanya apakah kelemahanfisik atau kebijakan.

2. Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukancara menghilangkan atau mengelola constraint denganbiaya yang paling rendah.

12

3. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remainingresources). Setelah menemukan konstrain dan telahdiputuskan bagaimana mengelola konstrain tersebutmaka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebutmasih menjadi kostrain pada performansi system atautidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima,tetapi jika yam aka akan menuju ke langkah keempat.

4. Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkahini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidakberhasil menangani konstrain. Maka harus adaperubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi,perbaikan modal, atau modifikasi substansi system.

5. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jikalangkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukanmaka akan mengulangi lagi dari langkah pertama.Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetapwaspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkankonstrain baru perlu dilakukan.

2.2.2 Contoh Kasus:

Theory of constraint dalam upaya peningkatan kapasitasproduksi. Sebuah jurnal ilmiah yang menjelaskanmengenai untuk mengeliminasi stasiun kerja bottleneckdengan menerapkan lima prinsip perbaikan berkelanjutantheory of constraints (TOC). Penerapan TOC dilakukan untukmengoptimalkan perencanaan kapasitas dalam hal inijadwal induk produksi dengan menggunakan ukuranoperasional dalam TOC yaitu throughput. Dalam TOC limalangkah yang digunakan untuk melakukan perbaikan secaraberkelanjutan adalah identifikasi kendala dalam sistem,memutuskan bagaimana mengatasi kendala, putuskanoperasi yang mengoptimalkan kendala, analisa dankembangkan kendala, dan langkah terakhir kembali kelangkah 1. Sehingga dengan langkah–langkah tersebutakan berkelanjutan dalam melakukan perbaikan.Penggunaan TOC dilakukan untuk mengoptimalkan

13

perencanaan produksi dengan menggunakan metode linierprogramming sehingga didapat stasiun kerja yangsebelumnya merupakan stasiun kerja bottleneck yaitupada stasiun kerja 3 pada periode Oktober dapatdieliminasi dan pada stasiun kerja 4. Untuk jumlahproduk maksimal diperoleh pada periode Juli 2007 denganjumlah produksi untuk obat anti nyamuk bakar coilstandar lokal 1.039.675.538 dC dengan throughputsebesar Rp Rp 843.300.485,-

2.3 Definisi Life Cycle Costing

Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang,karena mempertimbangkan semua biaya selama siklus hidupproduk atau jasa. Manajer tertarik terhadap total biayaselama siklus hidup keseluruhan yang biasanya dipisahkanmenjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu, biaya produksi danbiaya hilir. Biaya hulu dan hilir dapat dikelola dengan carameningkatkan hubungan dengan supplier dan distributor dancara yang paling penting adalah desain produk dan prosesproduksi.

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakanuntuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selamasiklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulaidari perancangan produk dan pembelian bahan baku hinggapengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.

Tahap-tahap tersebut meliputi:

1. Riset dan pengembangan2. Perancangan produk termasuk membuat prototype,

melakukan target costing, dan pengujian3. Produksi/pembuatan, inspeksi, dan pengepakan dan

penggudangan

14

4. Pemasaran, promosi dan distribusi5. Penjualan dan pelayanan

2.3.1 Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3,yaitu:

1. Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desainyang membuat prototype, pengujian, teknis, danpengembangan kualitas.

2. Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksilangsung, biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusipengemasan, pengangkutan, contoh, promosi, advertensi, danpelayanan serta garansi keluhan, pelayanan,pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.

1. Biaya Hulua. Desain        Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu danhilir, pengambilan     keputusan pada tahap desain merupakansesuatu yang penting. Meskipun biaya yang terjadi pada tahapdesain mungkin hanya merupakan presentase yang kecil daritotal selama biaya siklus hidup, keputusan pada tahap desainmembuat perudahaan berkomitmen pada rencana produksi,pemasaran dan layanan yang ada.        Oleh karena itu, biaya desain mempengaruhi sebagianbesar lainnya yang dikeluarkan selama siklus produktersebut.Faktor – faktor penentu keberhasilan pada tahap desainadalah sbb :1. Mempercepat waktu peluncuran ke pasar2. Menurunkan biaya layanan/perbaikan yang diharapkan3. Mempermudah produksi4. Merencanakan dan mendesain proses            Ada empat metode desain yang umum sebagaiberikut :1. Rekayasa Teknik Dasar

15

     Merupakan teknik dimana desainer produk bekerja secaraterpisah dari fungsi pemasaran dan produksi untukmengembangkandesain dengan rencana dan spesifikasikhusus.

2. Pembuatan PrototipeMerupakan mode dimana model – model fungsionaldikembangkan dan di uji coba oleh para teknisi danpemakaian yang dipilih untuk percobaan.

3. Templating     Merupakan mtode desain produk yang ada pada saat ini

ditambahkan atau dikurangi agar sesuai dengan spesifikasiproduk baru yang diharapkan.

4. Rekayasa Simultan     Merupakan perkembangan penting baru yang merupakan

pengganti pendekatan rekayasa dasar, sebaliknya rekayasasimultan merupakan pendekatan yang terintegrasi, dimanaproses desain/teknis dilakukan selama siklus hidu biayaoleh tim –tim lintas fungsi.

b. Pengujian        Proses dan materi pengujian yang dipilih biasanyadilakukan dengan menerapkan dengan teknik-tenik ekperimentalsecara formal dan sekaligus dijadikan landasan untuk tahapperencanaan berikutnya yang lebih mendetail, yang nantinyaakan diuji. Pada tahap pelaksanaan masih akan dilakukanpengujian lebih lanjut, sampai dihasilkan produk yang benar-benar optimal hingga dapat dianggap selesai.c. Pengembangan Kualitas        Dalam zaman quality assurance, konsep kualitas mengalamiperluasan, dari konsep yang sempit, hanya terbatas padatahap produksi, ke tahap desain dan koordinasi dengandepartemen jasa (seperti perencanaan dan pengendalianproduksi, pergudangan).

16

        Dalam zaman ini pula diperkenalkan konsep totalquality control (TQC) oleh armand Feigenbaum pada tahun1956. Menurut Feigenbaum, kualitas produk tidak hanyaditentukan oleh pekerjaan manufaktur, namun lebih luas dariitu, keterlibatan pemasok, desain dan pengembangan produk,dan kerja tim antar fungsi.         2. Biaya Produksi           Biaya produksi meliputi semua biaya yangberhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalamrangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yangsiap untuk dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalamtiga kelompok yaitu :

a.      Biaya Bahan Baku        Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolahmenjadi produk selesai dan pemakaiannya dapatdiidentifikasikan secara langsung, atau diikuti jejaknya ,atau merupakan bagian dari produk tertentu. Biaya bahan bakuadalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yangdipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.

b.      Biaya Tenaga kerja Langsung        Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yangjasanya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejakmanfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerjalangsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaankepada tenaga kerja langsung dan jejaknya manfaatnya dapatdiidentifikasikan pada produk tertentu.

c.       Biaya Overhead Pabrik        Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selainbiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, contohnyaseprti biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.

17

a. Biaya Produksi Langsung Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dandapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara yanglayak secara ekonomi (efektif-biaya).contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh botol.

b. Biaya Produksi Tak Langsungberkaitan dengan obyek biaya tertentu namun tidak dapatditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara yang layaksecara ekonomi (efektif-biaya).Contoh; biaya gaji supervisor

3. Biaya Hilir

1. Biaya pemasaran          Biaya Pemasaran adalah meliputi semua dalammelaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjualbarang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai denganpengumpulan piutang menjadi kas. Sesuai dengan fungsipemasaran, biaya pemasaran digolongkan menjadi :1). Biaya untuk menimbulkan pesanan, contohnya seperti biayapromosi dll.2). Biaya untuk melayani pesanan, diantaranya :

·         Biaya fungsi penggudangan  dan penyimpanan produkselesai

·         Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman·         Biaya fungsi pemberian kredit dan penagihan piutang·         Biaya fungsi administrasi penjualan. 2. Biaya Promosi

Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkanperusahaan ke dalam promosi untuk meningkatkanpenjualan. Biaya Promosi dapat dikategorikan sebagai biayalangsung apabila terkait langsung dengan suatu produk atauproyek. Tetapi apabila Biaya Promosi ini bersifat umum untukseluruh kegiatan perusahaan, ia dapat dikategorikan sebagaibiaya operasi.

18

3. Biaya Layanan Konsumen         Biaya Layanan konsumen adalah sekumpulan biaya yangdikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakanproduk atau jasa tersebut.

2.3.2 Contoh kasus:

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (StudiKasus : Proyek Bangunan Rukan Bahu Mall Manado). Sebuahjurnal ilmiah menjelaskan mengenai perhitungan Life CycleCost (LCC) aktual yang berdasar pada bahan bangunan yangdigunakan pada saat pembangunan proyek. Dalam hal ini,bangunan yang akan ditinjau adalah 9 bangunan Rukan BahuMall Blok-N Manado, dan bagian bangunan yang akan dihitunglife cycle cost-nya yaitu dinding, lantai serta atap dari 9bangunan rukan tersebut. Melalui proses perhitungan untukitem pekerjaan dinding, lantai dan atap dari 9 bangunanRukan Bahu Mall Blok-N tersebut, maka dihasilkan rincianyaitu biaya modal konstruksi (awal) Rp. 574.598.000,00,total biaya pemeliharaan untuk ketiga item Rp.1.142.620.655,00, dan biaya pembongkaran Rp. 5.415.681,86.

III. KESIMPULANTarget Costing merupakan penentuan biaya yang diharapkan

untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif,sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yangdiharapkan. Dengan demikian Target Costing membuat perusahaanmenjadi lebih kompetitif, dimana Target Costing adalah bentukstrategi umum dalam industri saat menghadapi persaingan yang

19

sangat ketat dimana perbedaan sangat kecil di dalam hargadapat menarik perhatian besar konsumen (apalagi barang yangmemiliki subtitusi).

TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantusebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan denganmemaksimalkan produksinya dan meminimalisasi semua ongkosdan biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung,biaya tidak langsung, dan biaya modal. Teori ini memfokuskandiri pada tiga ukuran yaitu:

1. Throughput2. Persediaan3. Biaya-biaya operasionalTOC memiliki argument bahwa penurunan persediaan akan

meningkatkan daya saing perusahaan, karena dengan menurunkanpersediaan, akan diperoleh produk yang lebih baik, hargayang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadapkebutuhan pelanggan. Penerapan TOC dapat membantu manajerdalam meningkatkan laba dan penjualan produk atau jasa yangberkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat waktusehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien danefektif.

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakanuntuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selamasiklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulaidari perancangan produk dan pembelian bahan baku hinggapengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi. Tahap-tahap tersebut meliputi:

1. Riset dan pengembangan2. Perancangan produk termasuk membuat prototype,

melakukan target costing, dan pengujian3. Produksi/pembuatan, inspeksi, dan pengepakan dan

penggudangan4. Pemasaran, promosi dan distribusi5. Penjualan dan pelayanan

20

DAFTAR PUSTAKA

Sari, Putri Zanufa, (2012), “PENGGUNAAN TARGET COSTING DALAMPENGEMBANGAN PRODUK”, JIMA, VOL. 1, NO. 4, JULI

https://roraprilya.wordpress.com/2012/03/31/target-costing-teory-of-constraints-life-cycle-costing-2/

http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_constraints&prev=search

http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/07/toc-theory-of-constrain.html

http://afirdauz.blogspot.com/2013/04/metode-analisis-life-cycle-cost.html

21


Recommended